Seorang wirausahawan harus berbuat dan
bekerja prestatif. Bekerja Prestatif artinya seorang wirausahawan selalu
berambisi ingin maju di segala bidang. Wirausaha yang kerjanya secara
prestatif, memiliki kegemaran dan kegilaan pada pekerjaan, usahanya atau
bisnisnya. Di sini seorang wirausahawan memiliki komitmen tinggi terhadap
pekerjaannya atau tugasnya. Segenap kemapuannya dicurahkan sepenuhnya pada
kemajuan usahanya atau bisnisnya.
PERILAKU
KERJA PRESTATIF
Jenis dan perilaku kerja prestatif yang harus
diperhatikan oleh para wirausaha untuk mencapai keberhasilan di dalam mengelola
usahanya atau bisnisnya antara lain meliputi hal-hal berikut ini
1. Kerja Ikhlas
Kerja ikhlas
adalah bekerja dengan bersungguh-sungguh, dapat menghasilkan sesuatu yang baik
dan dilandasi dengan hati yang tulus.
2. Kerja Mawas
Terhadap Emosional
Kerja mawas
terhadap emosional adalah bekerja dengan tidak terpengaruh oleh perasaan/kemarahan
(emosi) yang sedang melanda jiwanya. Seorang wirausahawan harus dapat menjaga
emosinya agar dalam setiap tindakan usahanya dilakukan berdasarkan cara
berfikir yang logis dan rasional dan tidak dilandaskan pada emosinya.
3. Kerja Cerdas
Kerja cerdas
adalah bahwa di dalam bekerja harus pandai memperhitungkan resiko, mampu
melihat peluang dan dapat mencari solusi sehingga dapat mencapai keuntungan
yang diharapkan. Perilaku/sikap cerdas
dalam melakukan pekerjaannya menggunakan teknologi yang tepat, prosedur yang
benar dan pandai pula mengelola informasi.
4. Kerja Keras
Kerja keras
adalah dalam bekerja wirausahawan harus memiliki sifat mabuk kerja atau gila
kerja untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Mereka dapat memanfaatkan
waktu yang secara optimal sehingga kadang seperti terlihat tidak mengenal waktu,
jarak serta kesulitan yang dihadapi. Dalam bekerja mereka penuh semangat dan
berusaha keras untuk meraih hasil yang baik dan maksimal.
5. Kerja Tuntas
Kerja tuntas
adalah di dalam bekerja mampu mengorganisasikan setiap bagian kegiatan usaha
secara terpadu dari awal sampai akhir untuk dapat menyelesaikan kegiatan usahanya
hingga selesai secara maksimal.
Tujuan dan Manfaat Kerja Prestatif
Tujuan dan Manfaat Kerja Prestatif
Tujuan Kerja Prestatif
Adapun
tujuan menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif, yaitu:
1.
Menunjukkan perhatian atas keharmonisan dalam organisasi
perusahaan.
2.
Menunjukkan pengertian dan kebutuhan, tujuan, keinginan, dan
ide-ide usaha.
3.
Meningkatkan komunikasi timbal balik yang baik dengan staf dan
karyawan.
4.
Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong
inisiatif dan inovatif.
5.
Menciptakan suasana kerja sama dalam organisasi perusahaan.
6.
Meningkatkan keuntungan perusahaan.
7.
Meningkatkan efisiensi dalam bekerja.
8.
Meningkatkan motivasi dalam bekerja.
9.
Meningkatkan kreativitas dan inovatif.
10. Mengembangkan
ide-ide yang lebih produktif.
11. Meningkatkan
kesadaran tentang kemampuan dan kekuatan mengelola usahanya.
12. Suatu
dorongan kesadaran tentang kemampuan dan kekuatan mengelola usahanya.
Manfaat Kerja Prestatif
1.
Meningkatkan kelancaran proses produksi, distribusi dan konsumsi.
2.
Meningkatkan sikap tanggap terhadap perubahan usahanya.
3.
Meningkatkan prestasi kerja lebih efektif dan efisien di dalam
mengelola usahanya.
4.
Meningkatkan prestasi kerja lebih kreatif, inovatif dan fleksibel.
5.
Meningkatkan prestasi kerja secara maksimal di dalam usahanya.
6.
Meningkatkan kerja keras dan menemukan pemecahan masalah usahanya.
7.
Meningkatkan kerja dengan penuh perhatian dan tanggung jawab.
8.
Mendorong untuk mencapai keberhasilan di dalam usahanya.
9.
Meningkatkan produktivitas dalam organisasi perusahaan.
10. Meningkatkan
keunggulan memotivasi di dalam usahanya.
11. Meningkatkan
komitmen tinggi terhadap kerjanya.
Bygrave
menggambarkan 10 karakter penting dari seorang wirausahawan yang dimulai dengan
D. Tentu saja tidak setiap pengusaha sukses memiliki semua D, dan tingkat
seberapa penting kata-kata ini berbeda dari orang ke orang.
Berikut ini 10D karakteristik wirausahawan yang disampaikan oleh Bygrave:
1. Dream
(Mimpi)
Wirausahawan
memiliki visi atas masa depan (mimpi) seperti apa yang mereka dan usaha mereka
ingin hadapi. Dan, lebih penting lagi, mereka memiliki kemampuan
mengimplementasikan mimpi mereka.
2. Decisiveness
(Ketegasan)
Wirausahawan
tidak pernah menangguh-nangguhkan waktu. Mereka membuat keputusan dengan cepat.
Kecepatan mereka merupakan faktor kunci kesuksesan mereka.
3. Doers
(Pelaku)
Sekali seorang
Wirausahawan menentukan suatu jenis tindakan, mereka melaksanakannya secepat
mungkin.
4. Determination
(Determinasi)
Wirausahawan
mengimplementasikan usaha mereka dengan komitmen total. Mereka jarang menyerah,
bahkan pada saat menjumpai kesulitan yang tampaknya tidak mungkin diatasi.
5. Dedication
(Dedikasi)
Wirausahawan
berdedikasi total terhadap bisnisnya, kadang kala mengorbankan hubungan mereka
dengan kawan atau keluarganya. Mereka bekerja tak kenal lelah. Dua belas jam
sehari dan tujuh hari seminggu bukan merupakan hal yang tidak biasa bagi
seorang wirausahawan yang memperjuangkan tinggal landas bagi usahanya.
6. Devotion
(Pengabdian)
Wirausahawan
mencintai apa yang dikerjakannya. Rasa cinta inilah yang menahan mereka ketika
usaha mereka mendapat kesulitan. Dan rasa cinta akan produk atau jasa merekalah
yang menyebabkan mereka sangat efektif dalam menjualnya.
7. Details
(Cermat)
Banyak
sekali kegagalan usaha karena kecerobohan pelakunya. Wirausahawan harus
menguasai rincian yang bersifat kritis untuk setiap kegiatannya.
8. Destiny
(Nasib)
Wirausahawan
melaksanakan usahanya secara mandiri dan bertanggung jawab atas nasib mereka
sendiri. Dalam menjalankan usahanya
mereka tidak tergantung pada karyawan.
9. Dollars
(Uang)
Menjadi kaya
bukanlah tujuan utama bagi seorang wirausahawan. Uang bukan sebagai ukuran
kesuksesannya. Uang merupakan dampak
bagi kesuksesan mereka. Merupakan hal yang mengikuti kesuksesannya.
10. Distribute
(Distribusi tugas)
Wirausahawan
sukses cenderung membagi kegiatan usahanya pada karyawan yang kritis dan dapat
membangun kegiatan usahannya.
0 comments:
Post a Comment