Sunday, March 31, 2019

BAB 7 PENGUJIAN PRODUK

BAB 7
“ PENGUJIAN   PRODUK “

Pengujian produk atau pengujian konsep produk merupakan suatu kegiatan yang ada di dalam salah satu tahap pengembangan produk. Sebelum diproduksi dan dipasarkan, sebuah produk baru terlebih dahulu harus diuji untuk mendapatkan umpan balik dari kelompok konsumen yang menjadi sasaran. Dengan pengujian konsep produk ini perusahaan akan memperoleh tanggapan dari konsumen mengenai produk yang akan dibuatnya.  Dengan demikian perusahaan akan memperoleh gambaran yang meyakinkan terhadap produk tersebut, apakah produk tersebut layak atau tidak untuk dikembangkan lebih lanjut.

A.     Arti dan Tujuan Pengujian Produk

Pengujian konsep produk merupakan salah satu tahap dalam pengembangan produk baru. Produk atau konsep produk dapat disajikan secara simbolik maupun fisik. Konsumen yang nantinya akan menjadi pengguna produk tersebut, dimintai pendapatannya tentang konsep produk tersebut dengan atribut dan keterkaitannya. Setiap pengujian produk atau konsep produk harus mencakup pertanyaan-pertanyaan berikut:

1.      Apakah konsep produk/gambaran produknya jelas dan mudah dimengerti?
2.      Apakah manfaat dari produk tersebut bagi konsumen?
3.      Apakah konsumen melihat manfaat khas yang tidak terdapat pada produk pesaing?
4.      Apakah konsumen menyukai produk ini dibanding dengan produk lain yang sejenis?
5.      Apakah konsumen bersedia membeli produk?
6.      Apakah produk ini memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen?
7.      Perbaikan apakah yang diusulkan oleh konsumen sesuai kebutuhan konsumen?

Dengan melakukan pengujian produk, perusahaan atau suatu usaha akan dapat lebih memperkaya konsep produk dan menciptakan suatu produk terbaik yang sesuai dengan minat konsumen. Metode seperti ini bisa diterapkan dalam berbagai macam produk, baik barang maupun jasa. 

Beberapa perusahaan atau usaha terkadang sudah merasa puas apabila telah mendapatkan gagasan atau ide produk, tetapi tidak mematangkan gagasan tersebut menjadi sebuah konsep produksi untuk diuji. Kendala yang sering dihadapi pada suatu produk yang dibuat tanpa melalui tahap uji adalah  kesulitan ketika produk tersebut memasuki pasaran.

Pengembangan konsep produksi merupakan cara yang efektif untuk pengembangan produk baru. Apabila konsep pengembangan produk baru ini dilakukan dengan benar maka perusahaan akan dapat menyelamatkan biaya ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Perusahaan juga akan terhindar dari langkah awal yang salah, postioning yang salah, strategi yang buruk, dan menjual kepada orang yang salah.

Jadi pada dasarnya pengujian terhadap konsep (concept testing) adalah upaya untuk memprediksi keberhasilan sebuah ide mengenai produk baru sebelum diluncurkan ke pasar. Proses ini biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tersebut.

Pengembangan konsep produksi, dilakukan melalui mekanisme penyempurnaan ide-ide baru secara bertahap melalui respon pasar ke dalam bentuk yang paling mungkin untuk diterima di pasar. Hal ini dilakukan untuk menerapkan ide-ide yang menjanjikan kesempatan untuk bersaing dipasaran, juga sebagai panduan untuk menggali informasi mengenai manfaat, kegunaan, kemasan, iklan, penjualan, informasi produk, distribusi dan juga harga.

Produk unggulan tidaklah cukup.
Mengubah perilaku konsumen tidaklah mudah. Secara umum konsumen bersedia berpindah ke produk baru jika melihat adanya keuntungan yang signifikan. Orang harus mempercayai bahwa produk baru tersebut lebih berharga secara ekonomi, kualitas, ketersediaan, dan kemudahan mendapatkan produk tersebut.
Perusahaan harus cukup meyakinkan konsumen untuk mengubah kepercayaan mereka akan suatu produk termasuk kenyamanan terhadap cara mendapatkan dan memanfaatkan produk tersebut. Perusahaan harus mampu meyakinkan konsumen bahwa perubahan yang mereka lakukan tidaklah salah, bahkan memberikan keuntungan baik secara manfaat, finansial serta kenyamanan untuk mendapatkan produk tersebut. Perbaikan yang setengah-setengah jarang berhasil untuk menggantikan produk yang sudah menjadi pemimpin besar di pasar.

Bukan apa yang anda ketahui, tetapi apa yang orang pikirkan tentang produk anda.
Produk yang paling sederhana pun akan dirasakan berbeda oleh orang yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari berbagai perspektif, yang digunakan untuk berbagai tujuan, dalam konteks yang berbeda, dengan harapan yang berbeda pula. 

Perusahaan tidak bisa mengembangkan produk berdasarkan teori dan keinginan pengusaha saja, tetapi harus disesuaikan dengan keinginan pasar.  Sedalam apapun teori digali, tetapi pada akhirnya akan di lempar ke konsumen juga, maka perlu mengetahui realitas psikologis konsumen, yaitu bagaimana daya serap dan tanggapan konsumen terhadap produk yang akan Anda sajikan. Dalam hal ini perusahaan harus lebih fokus terhadap perilaku konsumen daripada terhadap produk itu sendiri.

Bangunlah Laboratorium pemasaran Anda.
Laboratorium yang dimaksud adalah tempat yang paling efektif untuk mencoba produk baru. Belum ada laboratorium yang lebih baik untuk menguji produk baru dibanding dengan diskusi kelompok terarah (focus group discussion). 
Dalam diskusi kelompok tersebut, orang-orang akan termotivasi untuk berkomunikasi, dan seorang moderator yang berpengalaman dapat menyimpulkan apa yang ada dalam pikiran dan hati mereka.
Di dalam diskusi tersebut, semua hal akan dianggap penting.  Hal-hal yang dikatakan, yang tidak dikatakan, bagaimana cara penyampaian, pendapat, kritik maupun saran.

B.     Tahapan Pengujian Produk

Konsep pengujian merupakan proses atau usaha yang diprediksi menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif untuk menghitung respon pelanggan pada produk baru sebelum diperkenalkan di pasar. Pengujian konsep membantu kita menguji keberhasilan produk baru.
Tahapan pengujian produk sebelum kita menawarkan di pasaran secara umum, meliputi:
  1. Pembuatan Prototype.
  2. Evaluasi Prototype.
  3. Meluncurkan Tester/sample ke Pasar.
  4. Evaluasi Tester/Sample dan pasar.
  5. Membuat rencana lanjutan setelah evaluasi.
  6. Produksi massal.
  7. Evaluasi Produksi massal secara berkelanjutan.
Gambaran langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan tahapan di atas adalah bahwa konsep produk yang telah dianalisa berbagai kemungkinannya secara teoritis dan ternyata dapat diterima, selanjutnya dikembangkan menjadi produk secara fisik oleh Departemen Litbang menjadi sebuah prototype.

Dalam hal ini, ada tiga langkah yang perlu dilakukan terhadap Prototype tersebut, yaitu:
1. Pembuatan Model dengan 3 persyaratan : 
  • Merupakan gambaran utuh produk akhir mencakup bentuk dan cirikasnya. 
  • Produk tersebut dapat bekerja dengan aman dalam keadaan dan penggunaan yang normal. 
  • Produksinya dapat dilaksanakan oleh pabrik sesuai dengan anggaran yang tersedia. 
2. Pengujian Fungsional: 
    Untuk mengetahui apakah produk tersebut berfungsi dengan baik dan aman bagi konsumen. 

3. Pengujian Konsumen: 
    Melibatkan konsumen untuk menilai dan mengetahui bagaimana tanggapan konsumen.

Pengujian pasar ini dilakukan untuk memperoleh pengalaman dengan pemasaran produk. Tujuan dasar dari pengujian pasar adalah menguji produk itu sendiri, di dalam situasi yang sebenarnya. Hasil-hasil pengujian pasar dapat dipakai untuk membuat standar operasional produksi, sistem penjualan dan perhitungan ekonomis yang lebih baik.

Manfaat Pengujian Pasar
Pengujian pasar mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:
  • Untuk membuat prediksi penjualan masa datang yang lebih baik.
  • Pengujian awal terhadap berbagai ragam rencana pemasaran.
  • Mengidentifikasi kendala-kendala yang mungkin muncul di lapangan sehingga dapat mengambil langkah-langkah antisipasinya.
Pengujian pasar menjanjikan informasi yang memadai sebagai dasar untuk memutuskan jadi atau tidaknya sebuah produk baru diluncurkan. Jika perusahaan melanjutkan dengan komersialisasi, maka akan membutuhkan biaya yang sangat besar. Adapun keputusan yang perlu dipertimbangkan secara matang dalam menentukan tahap komersialisasi, meliputi kapan produksi awalnya, ke mana saja wilayah pemasarannya, kepada siapa, dan bagaimana caranya.

Tahapan Proses Pengujian Produk Baru
Pengujian produk baru bertujuan memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang suksesnya produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan produk tersebut, dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan digunakan dalam memperkenalkan produk tersebut di pasar. Secara umum, ada 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk baru, yaitu sebagai berikut:

a.      Technical Testing (Pengujian Teknis)
Technical testing dilakukan dengan cara membuat prototype yang merupakan perkiraan terdekat dari produk akhir. Pengujian atas kinerja prototype dapat menghasilkan sejumlah informasi penting tentang  product shelf life (usia efektif produk), tingkat keusangan produk masalah yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang memerlukan penggantian  dan jadwal pemeliharaan yang tepat. 
Masing-masing dari jenis informasi tersebut mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk. Contohnya, estimasi usia produk bisa berpengaruh  terhadap frekuensi dan biaya pengiriman.  Bila terdapat masalah penggunaan yang signifikan maka perlu tambahan informasi berupa labeling, periklanan dan sebagainya.

b.      Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan)
Pengujian preferensi dan kepuasan dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran serta membuat tafsiran penjualan awal produk baru. Secara umum yang dilakukan dalam tipe pengujian ini adalah konsumen diberi kesempatan untuk menggunakan sebuah produk selama jangka waktu tertentu, kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan preferensi serta kepuasan.
Selanjutnya melaksanakan “blind test” yang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat membandingkan berbagai macam alternatif produk tanpa mengetahui nama merek atau produsennya. Pada dasarnya, pengujian preferensi dan kepuasan akan memberikan sejumlah manfaat pokok, yaitu sebagai berikut:
  • Uji Preferensi Aktual dan Uji Teknis bisa memberikan dasar klaim yang obyektif untuk keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal persepsi konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.
  • Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Oleh karena itu hasil yang kurang bagus pada  uji ini dapat berakibat pada pembatalan peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru.
  • Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oleh semua elemen program pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi dalam dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa ide produk yang bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya.
  • Uji Preferensi pada umumnya dapat memberikan sinyal awal terbaik terhadap kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.
c.       Simulated Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi)

Simulated Test Markets merupakan Prosedur Riset Pemasaran murah dan cepat yang dibuat untuk memberikan gambaran tentang pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat dipakai antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, DAN LITMUS.


Metode ini memerlukan 30 sampai 40 pembeli yang qualified di pusat pertokoan ataupun tempat-tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada mereka, berhubungan dengan awarenes dan preferensi mereka terhadap berbagai merek pada jenis produk tertentu.

d.      Test Markets ( Pengujian Pasar )

Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi sama yang nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang bersangkutan. Perusahaan umumnya akan bekerjasama dengan perusahaan riset dalam menentukan kota dimana perusahaan nantinya akan mencoba membujuk para distributor agar bersedia menjual produk dari perusahaan tersebut. Biaya yang nantinya dibutuhkan bergantung pada jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan perusahaan.
Metode Pokok Untuk Menguji Pasar Produk Konsumen, adalah sebagai berikut:


1.  Sales Wave Research
Dalam jenis penelitian ini konsumen yang awalnya mencoba produk tanpa biaya ditawarkan kembali produk tersebut, atau produk pesaing, dengan harga yang sedikit lebih murah. Mereka kemudian menawarkan kembali produk sebanyak tiga hingga lima kali (gelombang penjualan/sales wave), dengan perusahaan mencatat berapa banyak pelanggan yang memilih produk itu lagi dan tingkat kepuasan yang dilaporkan. Sales Wave Research dapat dilaksanakan dengan cepat, dilakukan dengan jujur tanpa rekayasa, dan dilakukan tanpa pengemasan akhir dan iklan.

2.  Controlled Test Marketing
Metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji pengaruh faktor dalam toko dan iklan terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa harus melibatkan konsumen itu sendiri secara langsung. Sampel konsumen akan diwawancarai untuk mendapatkan kesan mereka terhadap produk yang bersangkutan.

C.    Metode Pengajuan Produk
Seringkali orang melupakan bahwa ide tidak sama dengan produk. Hal ini memang mudah dipahami, namun tidak mudah untuk menanamkan dalam pikiran, terutama bagi orang-orang yang terlibat dengan produk. Anda tidak bisa hanya menyajikan deskripsi (ide) dari suatu produk dan mengharapkan orang untuk bereaksi secara realistis. Apalagi jika deskripsi disajikan tanpa unsur persuasi yang terkait. 
Jangan dulu mempercayai bahwa produk baru yang unggul akan terjual dengan sendirinya. Anda harus melihat produk  dari sudut pandang pelanggan. Kebanyakan orang akan skeptis dengan produk baru, oleh karenanya Anda memerlukan cara baru dalam mengenalkannya pada pelanggan.

Konsep pengujian merupakan proses yang menganalisa prosedur statistik membentuk ulang dan mengubah ide-ide mengenai ide dasar untuk produk. Sebelum produk diperkenalkan di pasar, hal itu akan menguji keberhasilan produk. Hal ini membantu mengembangkan titik yang menyatakan kualitas produk, posisi dan khalayak yang ditargetkan. 

Studi mengenai reaksi terhadap produk membantu kita mencakup banyak hal seperti  suka, alasan untuk membeli dan banyak hal lagi. Hal ini memfasilitasi konsumen untuk mengevaluasi dan mereka juga dapat memberikan masukan mereka selama proses pengembangan. Pengujian konsep ini juga dikenal sebagai alat manajemen untuk mengukur keberhasilan.

Pengujian terhadap konsep (concept testing) adalah upaya memprediksi keberhasilan sebuah ide mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar. Proses ini biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tersebut.

Melalui uji pasar akan didapatkan beberapa manfaat, seperti memberikan prediksi yang dapat diandalkan tentang penjualan di masa yang akan datang, pengujian awal terhadap rencana pemasaran, mengetahui kekurangan produk, mendapat gambaran berbagai masalah potensial dalam jaringan distribusi, serta mendapat pemahaman lebih baik mengenai berbagai segmen pasar.

Sementara, produk bisnis juga mendapatkan manfaat dari uji pasar, dimana pengujiannya bervariasi bergantung dari jenis barangnya. Barang industri yang mahal memakai tekhnologi baru, pada umumnya menjalani pengujian ALPHA dan BETA. 

Pengujian ALPHA ialah pengujian produk dengan tujuan mengukur serta meningkatkan kinerja, rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk. Apabila hasil pengujian ALPHA baik, perusahaan akan melanjutkan dengan melakukan pengujian BETA, yaitu mengundang konsumen potensial agar dapat melaksanakan pengujian secara rahasia di tempat mereka sendiri.

Sebuah pendekatan yang lebih efektif dalam pengujian terhadap konsep adalah pengembangan konsep, yaitu penyempurnaan ide-ide baru secara bertahap ke dalam bentuk yang paling mungkin untuk diterima di pasar. Hal ini dilakukan tidak hanya dalam kerangka memberikan ide-ide yang menjanjikan kesempatan untuk bersaing di pasaran, namun juga panduan untuk berkomunikasi mengenai manfaat, kegunaan, kemasan, iklan, penjualan, informasi produk, distribusi dan juga harga.

Secara umum terdapat 2 metode dalam melakukan pengujian sebuah produk:
  1. Meminta Konsumen menggunakan sebuah produk selama jangka waktu tertentu, kemudian meminta mereka menjawab beberapa pertanyaan terkait deskripsi produk serta kepuasan mereka.
  2. Melaksanakan Blind Test, yaitu dengan cara konsumen membandingkan sedemikian rupa berbagai macam merek dan alternatifnya tanpa mengetahui merek atau produsennya.
Metode uji pasar lainnya ialah memperkenalkan produk bisnis baru dalam pameran dagang. Produk baru industrial dapat diuji di tempat pajangan distributor atau dealer. Cara lain yang bisa ditempuh ialah uji pemasaran, dimana perusahaan membuat pasokan produk dengan jumlah terbatas dan diserahkan pada wiraniaga untuk dijual di daerah geografis yang terbatas dengan dukungan katalog, promosi dan sebagainya. 

Melalui cara demikian, manajemen akan dapat mempelajari apa saja yang mungkin terjadi dalam pemasaran dengan skala penuh serta memberikan informasi yang lebih lengkap dalam memutuskan komersialisasi produk yang bersangkutan.

Berdasarkan kajian terhadap produk sukses ditemukan 15 kunci kesuksesan pengembangan produk baru, yaitu :
  1. Produk yang unggul dan unik
  2. Produk yang berorientasi pasar
  3. Produk berorientasi internasional
  4. Melaksanakan tahap pra pengembangan
  5. Memiliki konsep produk yang jelas, tajam dan mendahului pesaing
  6. Peluncuran produk yang terencana dan terlaksana dengan baik
  7. Struktur organisasi proyek pengembangan produk baru yang tepat
  8. Dukungan oleh para pemimpin puncak
  9. Mendayagunakan kompetensi inti dan kapabilitas perusahaan
  10. Memilih pasar yang menarik (memiliki potensi profitabilitas tinggi)
  11. Fokus pada proyek yang unggul
  12. Pelaksanaan proyek dikendalikan dengan baik
  13. Kecukupan sumberdaya
  14. Kecepatan pengembangan produk baru
  15. Menggunakan sistem pengembangan proyek baru dengan disiplin
Pengembangan produk baru bukan suatu proses Trial and Error, tetapi suatu suatu proses yang harus dikelola dengan baik, dan didukung oleh riset yang mumpuni. Tentunya proses ini juga memerlukan dukungan dan komitmen dari para pemimpin puncak serta ketersediaan sumberdaya.

Mungkin anda masih ingat mengenai produk TARA NASIKU keluaran Unilever? Merek ini merupakan salah satu yang gagal di pasaran. Mengapa? TARA NASIKU kurang bisa diterima oleh pasar. Kualitas yang tidak sejalan dengan gencarnya promosi ditengarai menjadi salah satu sumber kekecewaan konsumen. Kemudian setelahnya, ada juga produk nasi instant dari GARUDAFOOD . Sukseskah? Yang jelas produk tersebut sulit ditemui. Kedua produk tersebut disebut-sebut sebagai produk yang gagal di pasaran.

Tahukah anda bahwa tingkat kegagalan produk baru mencapai 99% Oleh karena itu, sebenarnya terdapat banyak resiko dalam sebuah pengembangan dan pengajuan produk baru, di antaranya:


Risiko R & D
Risiko R & D adalah resiko dimana produk yang sudah dikembangkan ditolak atau tidak disetujui oleh pihak yang berwenang. Biasanya resiko ini banyak dihadapi oleh perusahaan farmasi yang mengembangkan obat-obatan dan perusahaan makanan/minuman.

Risiko Pemasaran
Risiko pemasaran, yaitu bahwa produk yang tersebut gagal di pasaran. hal ini terjadi karena kurang adanya pemahaman yang mendalam mengenai pasar yang menjadi sasaran.

Kemudian bagaimana cara meminimalisasi risiko dari kegagalan produk baru?
Caranya adalah dengan memanfaatkan riset pemasaran . Dibalik kesuksesan suatu produk terdapat pemahaman yang baik mengenai keinginan dan kebutuhan konsumen, serta pemahaman mengenai bagaimana produk anda dapat mememnuhi kebutuhan tersebut dengan baik.

Langkah-langkah dalam meminimalisasi risiko kegagalan produk adalah sebagai berikut :

Market Understanding (pemahaman pasar )
misalnya dengan riset kualitatif, pengkategorian dan segmentasi untuk mengetahui peta perasaingan dalam industri tersebut, alasan mengapa konsumen membeli produk tertentu, bagaimana mereka menggunakan suatu produk dan kebutuhan mana yang belum terpenuhi. Metode riset yang dilakukan antara lain Focus Group Discussion, In-depth Interview, dan kunjungan langsung yang dapat membantu anda untuk memperoleh informasi ini.
Riset Kualitatif akan membantu Anda dalam:
  1. Mengetahui pendapat/perasaan konsumen mengenai suatu produk, pekerjaan dan gaya hidup.
  2. Memperoleh insigt mengenai konsumen yang tidak didapatkan sebelumnya.
  3. Memperoleh manfaat dari kreativitas konsumen.
Ketika melakukan pendekatan Category Assesment Research, 
Anda meneliti  perilaku konsumen terhadap produk dan penggunaan produk dalam suatu kategori, bagaimana konsumen mengevaluasi merek berdasarkan atribut produk, apa yang mendorong konsumen untuk melakukan pembelian, serta mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan pemenuhan kebutuhan mereka.
Kemudian segmentasi akan membantu dalam mengidentifikasi target pasar
Beberapa segmen memang menawarkan potensial laba yang lebih besar dibandingkan yang lainnya . Segmentasi  juga membantu dalam membuat positioning produk yang tepat.
Sehingga, melalui pemahaman pasar yang baik yang diperoleh melalui riset kualitatif, category assessment dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi dapat meminimalisasi risiko pemasaran.



Sumber : - http://arti-definisi-pengertian.info/arti-pengujian-produk/
               - 
https://yourraditya.com/2019/10/07/pengujian-produk/

13 comments: