Peluang Dan Resiko Usaha

Peluang Usaha
Peluang Usaha pada dasarnya bisa Anda artikan sebagai sebuah ukuran untuk mengetahui prospek suatu usaha. Dengan kata lain Pengertian Peluang Usaha adalah kemungkinan sukses / gagalnya dari sebuah usaha di masa yang akan datang.
Dalam Usaha sudah pasti kita tidak akan asing dengan istilah Untung dan Rugi. Jadi apapun jenis usaha yang dipilih, semuanya memiliki resiko, namun dengan kadar yang berbeda, artinya ada usaha yang memiliki resiko rendah dan ada pula usaha yang memiliki resiko tinggi. Dari perspektif atau kacamata para pebisnis, hal ini biasa disebut sebagai Peluang Usaha.
Peluang dalam bahasa Inggris adalah opportunity yang berarti kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau momen. Inspirasi merupakan sumber dari peluang.  Inspirasi bisa muncul dari mana saja dan kapan saja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya inspirasi peluang usaha:
1.      Faktor Internal, yang berasal dalam diri seseorang sebagai subjek, antara lain:
a.     Pengetahuan yang dimiliki:
b.    Pengalaman dari individu itu sendiri;
c.     Pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah:
d.    Instuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
2.  Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis, antara lain:
a.    Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan;
b.    Kesulitan yang dihadapi sehari-hari;
c.     Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain;
d.    Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Sedangkan Resep Dr. D.J Schwartz tentang bagaimana cara memanfaatkan peluang bisnis adalah sebagai berikut:
1.    Percaya dan yakin usaha bisa dilaksanakan.
2.   Janganlah hadiri lingkungan yang statis, karena hal itu akan melumpuhkan pikiran wirausaha
3.    Setiap hari bertanya pada diri sendiri “bagaimana saya dapat melakukan usaha lebih baik”.
4.    Banyak bertanya dan mendengarkan
5.    Perluas pikiran anda

Paul Charlap, mengemukakan 4 unsur yang harus dimiliki agar mencapai sukses:
1.    Work hard (kerja keras)
2.    Work smart (Kerja cerdas)
3.    Enthusiasm (Kegairahan)
4.    Service (pelayanan)

Jenis-jenis Bidang usaha
Untuk memilih bidang usaha, terlebih dahulu harus melihat pemetaan usaha.
Adapun pemetaan jenis-jenis usaha adalah sebagai berikut.
a.        Bidang usaha: industry dan kerajinan
Jenis usaha: industry besar, industry menegah, industry kecil dan kerajinan.
b.       Bidang usaha: pertambangan dan energy (eksplorasi dan eksploitasi)
Jenis usaha: minyak bumi, batu bara, pasir, emas, perak, timah, marmer, dan lain-lain
c.        Bidang usaha: pemberian jasa
Jenis usaha: bank (umum, syariah, dan bank perkreditan rakyat/BPR), asuransi (jiwa, kerugian, kesehatan dan kebakaran), hotel (berbintang, melati, wisma dan lain-lain), restorant (rumah makan, warung, kafe, dan lain lain), pariwisata (agen tiket, agen perjalanan wisata, pemandu wisata dan lain lain), persewaan (perlengkapan pesta, mobil, buku, warnet, wartel, play station, dan lain-lain), perantara (broker/makelar, jual beli saham/tanah/kendaraan, dan lain lain)
d.       Bidang usaha: perdagangan
Jenis usaha: perdagangan besar, menegah, kecil (kelontong, bahan bangunan, elektronik dan lain lain
e.    Bidang usaha: pertanian (tanaman pokok, sayur-sayuran, buah-buahan, dan lain lain), perkebunan (tanaman keras dan tanaman obat), tanaman hias atau bunga-bungaan, perikanan (laut, air tawar dan air payau), peternakan (sapi, unggas, kambing, walet, jenis unggas, dan lain lain).

Mengembangkan ide dan peluang usaha
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha.
Ada beberapa langkah mengembangkan ide usaha:
1.      Tetapkan dengan jelas pengembangan ide usaha tersebut.
2.      Tentukan tujuan khusus dalam pengembangan ide usaha tersebut.
3.   Upayakan agar setiap karyawan dalam perusahaan memahami pengembangan usaha ide tersebut.
4.      Buat dan laksanakan system pencatatan prestasi pengembangan ide usaha.
5.      Berikan penghargaan pada karyawan agar prestasi pengembangan ide menjadi obsesi.
6.   Upayakan agar para karyawan memahami peranannya dan berikan kesempatan untuk teribat untuk pengembangan usaha dalam prestasi perusahaan.

Sumber Peluang Usaha dan Cara Mengembangkannya
Peluang usaha berasal dari inspirasi, ide, yang bersumber dari berbagai macam hal, diantaranya:
1.     Peluang dari Diri Sendiri
a.    Hobi
    Dengan menekuni bidang yang digemari bisa menjadi awal dari kesuksesan seseorang dalam berwirausaha, bahkan usahanya bisa berkembang dan tumbuh pesat.
b.    Keahlian
    Keahlian yang dimiliki dapat menjadi modal untuk mengembangkan usaha yang sesuai dengan bidang keahlian.
c.     Pengetahuan dan Latar Belakang Pendidikan
      Pengetahuan dan latar belakang pendidikan merupakan salah satu hal yang paling potensial untuk menemukan peluang karena Anda sudah mengetahui, mempelajari dan memahami bidang yang ditekuni.
2.    Peluang dari Lingkungan
        Banyak peluang dan ide yang timbul dari lingkungan :
a.    Usaha atau bisnis orang tua
      Kesulitan-kesulitan bisnis yang diceritakan oleh orang tua dapat mendatangkan ide apabila dihubungkan dengan pendidikan, hobi, pengetahuan dan keahlian yang Anda miliki.
b.    Lingkungan rumah, yaitu tetangga, teman sekolah dan teman main
    Peluang usaha dan ide usaha bisa muncul dengan mengamati atau mendengar kesulitan dan masalah yang tetangga atau teman hadapi apabila dihubungkan dengan pendidikan, hobi, pengetahuan dan keahlian yang Anda miliki.  
c.    Saat berkunjung di berbagai tempat
       3.     Peluang dari Perubahan yang Terjadi
a.    Perubahan lingkungan
b.    Perubahan gaya hidup
c.     Perubahan tingkat kebutuhan
d.    Perubahan teknologi dan komunikasi
e.     Perubahan musim
4.   Peluang dari Konsumen
       Suara-suara kosumen yang dapat menciptakan peluang baru diantaranya:
a.     Keluhan-keluhan konsumen
b.    Saran-saran konsumen
c.     Permintaan khusus konsumen atau calon konsumen
d.    Angan-angan yang diimpikan konsumen tentang produk atau jasa tertentu
e.     Harapan dari konsumen terhadap produk atau jasa
5.    Peluang dari Gagasan Orang Lain
     Gagasan orang lain yang bersifat orisinil akan memunculkan sebuah peluang usaha baru pula.
6.   Peluang dari Informasi yang Diperoleh
a.  Lebih cepat menerima sebuah informasi tentang produk yang sedang tren di masyarakat dan cara memperolehnya bisa menjadi peluang usaha. Karena adanya kemampuan konektivitas (menghubungkan antara kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan) sudah Anda miliki.
b.  Informasi tentang kebutuhan produk yang harganya lebih mahal di tempat lain untuk produk yang sama. Ini juga sebuah peluang karena adanya selisih harga.

c.  Informasi tentang kebutuhan produk tertentu dan Anda tahu di mana bisa memperoleh produk tersebut.

Menganalisis peluang usaha
Untuk dapat menganalisis peluang usaha bisa dengan menggunakan Analisis SWOT yaitu,
a.       Strength adalah kekuatan apa yang akan mendukung usaha kita untuk mencapai sasaran.
b.      Weakness adalah kelemahan apa yang membatasi atau menghambat usaha kita.
c.   Opportunity adalah peluang usaha apa saja yang menguntungkan dan sesuai dengan kemampuan
d.      Threat adalah Ancaman apa saja yang terjadi saat kita berusaha.

Resiko usaha
Pengambilan resiko
Resiko adalah suatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya suatu yang merugikan yang tidak terduga dan dan tidak diharapkan. Pendapat lain mengatakan bahwa resiko adalah kegagalan atau ketidakberhasilan dalam menangkap peluan usaha.
Bentuk resiko usaha itu dapat berupa kerugian finansial dan pengalaman buruk. Dari resiko usaha ini seorang wirausahawan dapat memperbaiki diri dengan cara belajar lagi dengan cara-cara baru, gigih, ulet dan kerja keras agar dapat meraih keberhasilan.
Macam-macam resiko
Bermacam-macam resiko yang mungkin terjadi dalam suatu kegiatan usaha, yaitu:
1.       Resiko teknis (kerugian)
Resiko ini terjadi akibat kesalahan manajerial atau wirausahawan dalam mengambil keputusan memiliki resiko yang berhubungan dengan:
a.     Biaya produksi yang tinggi ( inefisien )
b. Resiko Karena adanya pemogokan karyawannya, akibat kesejahteraan kurang diperhatikan.
c.     Pemakaian sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja banyak)
d.    Tejadi kebakaran akibat keteledoran dan kurang kecermatan.
e.     Terjadi pencurian atau penipuan karena pengawasan yang kurang baik.
f.    Terus menerus mengalami kerugian karena biaya yang terus membengkak serta harga jual tidak berubah.
g.     Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga pruduktivitas kerja menurun.
h.    Perencanaan dan disain yang salah, sehingga sulit dioprasionalkan, serta hal-hal yang berhubungan dengan ketatalaksanaan perusahaan.
i.   Resiko karena tidak dipercaya oleh perbankan akibat terjadi kredit macet didalam perusahaan.
Untuk mengantisipasi ini dapat ditempuh berbagai upaya, sebagai berikut.
a.       Manajer atau wirausaha menambah tentang pengetahuan tentang:
1.   Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang berkaitan dengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi (efisien)
2.     Kemampuan mengorganisasi (organizational skill),  yaitu kemempuan meramu yang tepat dari faktor produksi dalam usaha, mencakup sumber daya modal.
3.   Kemampuan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap pemimpin dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptual skill).
b.      Membuat strategi yang terarah untuk masa depan.
Strategi yang dimaksud meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya manusia, strategi oparasional, strategi pemasaran dan strategi penelitian dan pengembangan.
2.       Resiko pasar
Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) akibat penerimaan (revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya gulung tikar.
Resiko pasar yang lain adalah persaingan. Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan, selalu diamati oleh perusahaan lain, oleh karena itu para wirausahawan tidak boleh lengah terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berkembang agar tidak berakibat yang fatal karena tindakan pesaing.
3.      Resiko kredit
Resiko kredit adalah resiko yang ditanggung oleh kreditur akibat debitur tidak membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disetujui. Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian, atau debitur meminjam uang untuk sebuah usaha tetapi usahanya gagal, akibat timbulnya kredit macet.
4.       Resiko diluar kemampuan manusia (force mayor)
Resiko ini terjadi diluar kuasa manusia seperti bencana alam, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, kebanjiran. Karena kemungkinan terjadinya sangat kecil resiko ini dianggap tidak ada. Untuk mengalihkan resiko ini dapat memanfaatkan jasa asuransi.

Evaluasi terhadap resiko
Sebagaimana diuraikan diatas bahwa apabila resiko tidak diperhitungkan dengan teliti dan cermat akan berdampak pada kegagalan dalam bisnis. Oleh karena itu sebelum membuat keputusan untuk mengambil sebuah resiko, sebaiknya dilakukan evaluasi yang mendalam atas resiko tersebut dan seberapa besar manfaat yang bisa diperoleh apabila resiko berhasil ditanggulangi.
Berikut ini adalah sejumlah pertanyaan yang dapat dimanfaatkan oleh wirausaha sebelum memutuskan untuk mengambil resiko:
1.        Apakah resiko yang mungkin terjadi sepadan dengan hasil usaha tersebut?
Jika usaha bersifat untung-untungan maka keungkinan rugi lebih besar. Untuk mengantisipasi masalah ini, sebaiknya sebelum memulai usaha melakukan studi kelayakan untuk memperhitungkan resiko tesebut.
2.        Bagaimana resiko itu dapat dikurangi?
Wirausaha harus bertindak efisien dengan mengurangi pengeluaran dana yang ada kaitanya langsung dengan produksi.
3.        Personalia yang bagaimana yang dapat mengurangi resiko?
Dalam menyiapkan sumberdaya manusia haruslah mempunyai kompotensi/keahlian sesuai dengan bidangnya, sehingga menghasilkan tenaga yang mempunyai produktivitas tinggi.
4.        Apakah anda takut dalam mengambil resiko?
Setiap jiwa yang pesimis pasti ada faktor takut. Tapi bagi seseorang yang berjiwa wirausaha harus selalu berfikir positip yaitu optimis, resiko itu ibaratnya sebuah tantangan.
5.        Persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum mengambil resiko?
Yang utama ialah kesiapan sebagai pemimpin yang harus memiliki berbagai keterampilan dalam bidang usaha. Selanjutnya haruslah memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi untuk seterusnya. Yang lebih penting lagi setelah kemungkinan resiko yang terjadi diperhitungkan, untuk selanjutnya harus diikuti dengan keyakinan dan semangat tanpa kenal lelah.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

BAB 7 PENGUJIAN PRODUK

BAB. 6 GAMBAR KERJA PRODUK

Jenis-Jenis Musik Beserta Ciri-ciri dan Tokohnya