CINTA
Oleh Kahlil Gibran
Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
Ketika kita menangis?
Ketika kita membayangkan?
Itu karena…
Hal terindah di dunia tidak terlihat
Ketika kita menemukan seseorang
Yang keunikannya sejalan dengan kita
Kita bergabung dengannya
Dan jatuh dalam keanehan serupa
Yang dinamakan.. CINTA
Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan
Seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan
Tapi…
Melepaskan bukan akhir dari dunia
Melainkan suatu awal kehidupan baru
Kebahagiaan ada
Untuk mereka yang tersakiti
Mereka yang telah dan tengah mencari
Dan mereka yang telah mencoba
Karena merekalah yang bisa menghargai
Betapa pentingnya orang yang telah menyentuh
kehidupan mereka
Cinta yang sebenarnya
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu
dan kamu masih menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata
‘Aku turut berbahagia untukmu’
Apabila cinta tidak bertemu
…bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali ke alam bebas lagi ..
Kau..mungkin menyadari
bahwa kamu menemukan cinta
dan kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu
Orang yang bahagia..
Bukanlah orang yang selalu mendapatkan keinginannya
Melainkan mereka yang tetap bangkit
Ketika mereka jatuh
Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan
Kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
Dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada
Cintamu akan tetap dihatinya
Sebagai penghargaan abadi
Atas pilihan-pilihan hidup yang telah kau buat
Teman Sejati mengerti ketika kamu berkata “aku
lupa…”
Menunggu selamanya ketika kamu berkata “tunggu
sebentar…”
Tetap tinggal ketika kamu berkata “Tinggalkan aku
sendiri …”
Membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan belum
berkata..
“bolehkah aku masuk…?
Mencintai juga
Bukanlah bagaimana kamu melupakan dia
Bila ia berbuat kesalahan..
Melainkan bagaimana kamu memaafkan
Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan
Melaikan bagaimana kamu mengerti
Bukanlah apa yang kamu lihat
Melainkan apa yang kamu rasa
Bukanlah bagaimana kamu melepaskan
Melainkan bagaimana kamu bertahan
Mungkin akan tiba saatnya..
Dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang
Bukan karena orang itu berhenti mencintai kita
Melainkan karena kita menyadari
Orang itu akan lebih berbahagia
Apabila kita melepasnya
Kadangkala…
Orang yang paling mencintaimu
Adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta
kepadamu
Karena takut kau berpaling… dan memberi jarak
Dan bila suatu saat pergi..
Kau akan menyadari bahwa
Dia adalah cinta yang tak kau sadari…..
Ibu
Karya
: Musthofa Bisri
Kaulah gua teduh
tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama
Kaulah kawah
dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam
mata air yang tak brenti mengalir
membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain
berenang dan menyelam.
Kaulah, ibu, laut dan langit
yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu.
(Tuhan, aku bersaksi ibuku telah melaksanakan
amanat-Mu;
menyampaikan kasih sayang-Mu.
Maka kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi
kekasih-kekasih-Mu. Amin).
SURAT DARI IBU
Karya
: Asrul Sani
Pergi
ke dunia luas, anakku sayang
pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.
pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.
Pergi
ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang
pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang
dan
warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.
menutup pintu waktu lampau.
Jika
bayang telah pudar
dan elang laut pulang kesarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku !
dan elang laut pulang kesarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku !
Kembali
pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam !
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”
kembali ke balik malam !
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”
Ibu
Karya Chairil Anwar
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu...
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu...
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia Obati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun...
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu...
Ibu...
Aku sayang padamu...
Tuhanku....
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya...
DOA
(Taufik Ismail)
Tuhan
Kami telah nista
kami dalam dosa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah Amin
Tuhan
Kami telah terlalu mudah kamimenggunakan asmaMu
Bertahun di negeri ini
SemogaKau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
KITA ADALAH PEMILIK SAH REPUBLIK INI
(Taufik Ismail)
Tidak ada pilihan lain
kita harusberjalan terus
karena berhenti atau mundur berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran “Duli
Tuanku?”
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di
tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang
penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup
sengsara
Dipikul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya
merdeka?
Kita yang tidak punya kepentingan dengan
seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus.
DERAI
DERAI CEMARA
Chairil Anwar
Chairil Anwar
Cemara
menderai sampai jauh
Terasa
hari akan jadi malam
Ada
beberapa dahan di tingkap merapuh
Dipukul
angin yang terpendam
Aku
sekarang orangnya bisa tahan
Sudah
berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi
dulu memang ada suatu bahan
Yang
bukan dasar perhitungan kini
Hidup
hanya menunda kekalahan
Tambah
terasing dari cinta sekolah rendah
Dan
tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
Sebelum
pada akhirnya kita menyerah
AKU
Chairil Anwar
Kalau
sampai waktuku
‘Ku
mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak
juga kau
Tak
perlu sedu sedan itu
Aku
ini binatang jalang
Dari
kumpulannya terbuang
Biar
peluru menembus kulitku
Aku
tetap meradang menerjang
Luka
dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga
hilang pedih peri
Dan
aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun
lagi…
PUISI KEHIDUPAN
Chairil Anwar
Hari
hari lewat, pelan tapi pasti
Hari
ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena
aku akan membuka lembaran baru
Untuk
sisa jatah umurku yang baru
Daun
gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku
bertambah satu-satu
Semua
terjadi karena ijin Allah
Tapi…
coba aku tengok kebelakang
Ternyata
aku masih banyak berhutang
Ya,
berhutang pada diriku
Karena
ibadahku masih pas-pasan
Kuraba
dahiku
Astagfirullah,
sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang
keinginanku…
Hmm…
masih lebih besar duniawiku
Ya
Allah
Akankah
aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah
aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah
aku diberi kesempatan?
Ya
Allah….
Tetes
airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa
sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah…
Jika
Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan
hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan
dunia dan akhirat hamba seimbang…
Sehingga
hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…
Hamba
sangat ingin melihat wajahMu di sana…
Hamba
sangat ingin melihat senyumMu di sana…
Ya
Allah,
Ijikanlah
AKU INGIN
Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu
Dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat
Diucapkan kayu kepada api
Yang menjadikannya abu..
Aku ingin mencintaimu
Dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak
sempat
Disampaikan awan kepada
hujan
Yang menjadikannya tiada
#SAJAK RAJAWALI #
( Oleh : WS Rendra)
sebuah sangkar besi
( Oleh : WS Rendra)
sebuah sangkar besi
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri
rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu
menanti
langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan
tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh
pengembara
rajawali terbang tinggi
memasuki sepi
memandang dunia
rajawali di sangkar besi
duduk bertapamengolah
hidupnya
hidup adalah merjan-merjan
kemungkinan
yang terjadi dari keringat
matahari
tanpa kemantapan hati
rajawali
mata kita hanya melihat
matamorgana
rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua
matamu
wahai, kamu, pencemar langit
yang durhaka
DOA
Chairil Anwar
Kepada
pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam
termangu
Aku
masih menyebut namaMu
Biar
susah sungguh
Mengingat
Kau penuh seluruh
Cahya
Mu panas suci
Tinggal
kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku
hilang bentuk ..remuk
Tuhanku
Aku
mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di
pintu Mu aku mengetuk
Aku
tidak bisa berpaling
Kau Ini Bagaimana
Atau Aku Harus Bagaimana
Karya KH Musthofa Bisri (Gus Mus)
Karya KH Musthofa Bisri (Gus Mus)
Kau ini bagaimana…
Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir
Aku harus bagaimana…
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai
Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan
Aku harus bagaimana…
Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku
Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya
Aku harus bagaimana…
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain
Kau ini bagaimana…
Kau bilang Tuhan sangat dekat,
kau sendiri
memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
Aku harus bagaimana…
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya
Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
Aku harus bagaimana…
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab
Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
Aku harus bagaimana…
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya
Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
Aku harus bagaimana…
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab
Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
Aku harus bagaimana…
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
Kau ini bagaimana…
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
Aku harus bagaimana…
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
Kau ini bagaimana…
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku
Kau ini bagaimana
Atau aku harus bagaimana…
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
Kau ini bagaimana…
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
Aku harus bagaimana…
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
Kau ini bagaimana…
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku
Kau ini bagaimana
Atau aku harus bagaimana…
( )
Karya
WS Rendra
Hidup itu seperti uap,
yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap!
Ketika orang memuji milikku,
aku berkata bahwa ini hanya titipan saja.
yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap!
Ketika orang memuji milikku,
aku berkata bahwa ini hanya titipan saja.
Bahwa mobilku adalah titipan-Nya,
Bahwa rumahku adalah titipan-Nya,
Bahwa hartaku adalah titipan-Nya,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-Nya ...
Bahwa rumahku adalah titipan-Nya,
Bahwa hartaku adalah titipan-Nya,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-Nya ...
Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
"Mengapa Dia menitipkannya kepadaku?"
"Untuk apa Dia menitipkan semuanya kepadaku?"
"Mengapa Dia menitipkannya kepadaku?"
"Untuk apa Dia menitipkan semuanya kepadaku?"
Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk
milik-Nya ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
Mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?
Malahan ketika diminta kembali,
kusebut itu musibah,
kusebut itu ujian,
kusebut itu petaka,
kusebut itu apa saja ...
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah derita ...
kusebut itu musibah,
kusebut itu ujian,
kusebut itu petaka,
kusebut itu apa saja ...
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah derita ...
Ketika aku berdo'a, ……
kuminta titipan yang cocok dengan kebutuhan
duniawi,
Aku ingin lebih banyak harta,
Aku ingin lebih banyak mobil,
Aku ingin lebih banyak rumah,
Aku ingin lebih banyak popularitas,
Aku ingin lebih banyak harta,
Aku ingin lebih banyak mobil,
Aku ingin lebih banyak rumah,
Aku ingin lebih banyak popularitas,
Dan kutolak sakit,
Kutolak kemiskinan,
Seolah semua derita adalah hukuman bagiku.
Kutolak kemiskinan,
Seolah semua derita adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih-Nya,
harus berjalan seperti penyelesaian
matematika
dan sesuai dengan kehendakku.
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...
Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan Dia seolah "Mitra Dagang" ku
Kuperlakukan Dia seolah "Mitra Dagang" ku
dan bukan sebagai "Kekasih"!
Kuminta DIA membalas “perlakuan baikku”
Kuminta DIA membalas “perlakuan baikku”
dan menolak keputusan-Nya yang tidak sesuai
dengan keinginanku ...
Duh Allah ...
Padahal setiap hari kuucapkan,
“Hidup dan Matiku, Hanyalah untukMu
“Hidup dan Matiku, Hanyalah untukMu
ya Allah, ampuni aku, ya Allah ...
Mulai hari ini,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu
bersyukur
dalam setiap keadaan dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendakMu saja ya Allah ...
Sebab aku yakin Engkau akan memberikan anugerah dalam hidupku ..
Sebab aku yakin Engkau akan memberikan anugerah dalam hidupku ..
KehendakMu adalah yang terbaik bagiku ...
Ketika aku ingin hidup KAYA,
aku lupa, bahwa HIDUP itu sendiri adalah
sebuah KEKAYAAN...
Ketika aku berat untuk MEMBERI,
aku lupa, bahwa SEMUA yang aku miliki juga
adalah PEMBERIAN-NYA…..
Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT,
Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT,
aku lupa, bahwa dalam KELEMAHAN, Tuhan
memberikan aku KEKUATAN...
Ketika aku takut RUGI,
Aku lupa, bahwa HIDUPKU adalah sebuah
KEBERUNTUNGAN, kerana AnugerahNYA
ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita
selalu BERSYUKUR kepadaNYA
Bukan karena hari ini INDAH kita BAHAGIA..
tetapi karena kita BAHAGIA, maka hari ini
menjadi INDAH...
Bukan karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS,
tetapi karena kita optimis… maka RINTANGAN
akan menjadi tak terasa.
Bukan karena MUDAH kita YAKIN BISA…
tetapi karena kita YAKIN BISA.. semuanya
menjadi MUDAH.
Bukan karena semua BAIK kita TERSENYUM..,
tetapi karena kita TERSENYUM.., maka semua
menjadi BAIK,
Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali
kita SENDIRI yang membuat SULIT...
Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar,
cukuplah menjadi JALAN SETAPAK yang dapat
dilalui orang.
Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah menjadi LENTERA yang dapat menerangi
sekitar kita.
Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk
seseorang,
maka BERDOALAH untuk kebaikan,…
Ketika
Engkau Bersembahyang
(Emha Ainun Najib)
(Emha Ainun Najib)
Ketika engkau
bersembahyang
Oleh takbirmu
pintu langit terkuakkan
Partikel udara dan
ruang hampa bergetar
Bersama-sama
mengucapkan Allahu akbar
Bacaan Al-Fatihah
dan surah
Membuat kegelapan
terbuka matanya
Setiap doa dan
pernyataan pasrah
Membentangkan
jembatan cahaya
Tegak tubuh alifmu
mengakar ke pusat bumi
Ruku’ lam badanmu
memandangi asal-usul diri
Kemudian mim
sujudmu menangis
Di dalam cinta
Allah hati gerimis
Sujud adalah
satu-satunya hakekat hidup
Karena perjalanan
hanya untuk tua dan redup
Ilmu dan peradaban
takkan sampai
Kepada asal mula
setiap jiwa kembali
Maka sembahyang
adalah kehidupan ini sendiri
Pergi
sejauh-jauhnya agar sampai kembali
Badan di peras
jiwa dipompa tak terkira-kira
Kalau diri pecah
terbelah, sujud mengutuhkannya
Sembahyang di atas
sajadah cahaya
Melangkah
perlahan-lahan ke rumah rahasia
Rumah yang tak ada
ruang tak ada waktunya
Yang tak bisa
dikisahkan kepada siapapun
Oleh-olehmu dari
sembahyang adalah sinar wajah
Pancaran yang tak
terumuskan oleh ilmu fisika
Hatimu sabar
mulia, kaki seteguh batu karang
Dadamu
mencakrawala, seluas ‘arasy sembilan puluh sembilan.
0 comments:
Post a Comment