Sunday, October 21, 2018

KUMPULAN PUISI


CINTA
Oleh Kahlil Gibran

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
Ketika kita menangis?
Ketika kita membayangkan?
Itu karena…
Hal terindah di dunia tidak terlihat

Ketika kita menemukan seseorang
Yang keunikannya sejalan dengan kita
Kita bergabung dengannya
Dan jatuh dalam keanehan serupa
Yang dinamakan.. CINTA

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan
Seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan
Tapi…
Melepaskan bukan akhir dari dunia
Melainkan suatu awal kehidupan baru

Kebahagiaan ada
Untuk mereka yang tersakiti
Mereka yang telah dan tengah mencari
Dan mereka yang telah mencoba
Karena merekalah yang bisa menghargai
Betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka

Cinta yang sebenarnya
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu
dan kamu masih menunggunya dengan setia..

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata
‘Aku turut berbahagia untukmu’

Apabila cinta tidak bertemu
…bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali ke alam bebas lagi ..
Kau..mungkin menyadari
bahwa kamu menemukan cinta
dan kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu

Orang yang bahagia..
Bukanlah orang yang selalu mendapatkan keinginannya
Melainkan mereka yang tetap bangkit
Ketika mereka jatuh
Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan

Kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
Dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada

Cintamu akan tetap dihatinya
Sebagai penghargaan abadi
Atas pilihan-pilihan hidup yang telah kau buat

Teman Sejati mengerti ketika kamu berkata “aku lupa…”
Menunggu selamanya ketika kamu berkata “tunggu sebentar…”
Tetap tinggal ketika kamu berkata “Tinggalkan aku sendiri …”
Membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan belum berkata..
“bolehkah aku masuk…?

Mencintai juga
Bukanlah bagaimana kamu melupakan dia
Bila ia berbuat kesalahan..
Melainkan bagaimana kamu memaafkan
Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan
Melaikan bagaimana kamu mengerti
Bukanlah apa yang kamu lihat
Melainkan apa yang kamu rasa
Bukanlah bagaimana kamu melepaskan
Melainkan bagaimana kamu bertahan

Mungkin akan tiba saatnya..
Dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang
Bukan karena orang itu berhenti mencintai kita
Melainkan karena kita menyadari
Orang itu akan lebih berbahagia
Apabila kita melepasnya

Kadangkala…
Orang yang paling mencintaimu
Adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta kepadamu
Karena takut kau berpaling… dan memberi jarak
Dan bila suatu saat pergi..
Kau akan menyadari bahwa
Dia adalah cinta yang tak kau sadari…..



Ibu
Karya : Musthofa Bisri

Kaulah gua teduh
tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama
Kaulah kawah
dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam
mata air yang tak brenti mengalir
membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain
berenang dan menyelam.
Kaulah, ibu, laut dan langit
yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu.
(Tuhan, aku bersaksi ibuku telah melaksanakan amanat-Mu;
menyampaikan kasih sayang-Mu.
Maka kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi kekasih-kekasih-Mu. Amin).

SURAT DARI IBU
Karya : Asrul Sani

Pergi ke dunia luas, anakku sayang
pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.

Pergi ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang
dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.

Jika bayang telah pudar
dan elang laut pulang kesarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku !

Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam !
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”

Ibu
Karya Chairil Anwar

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu...
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu...
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia Obati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun...
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu...
Ibu...
Aku sayang padamu...
Tuhanku....
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya...

DOA
(Taufik Ismail)

Tuhan
Kami telah nista
kami dalam dosa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah Amin
Tuhan
Kami telah terlalu mudah kamimenggunakan asmaMu
Bertahun di negeri ini
SemogaKau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin

KITA ADALAH PEMILIK SAH REPUBLIK INI
(Taufik Ismail)

Tidak ada pilihan lain
kita harusberjalan terus
karena berhenti atau mundur berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran “Duli Tuanku?”
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipikul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka?
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus.

DERAI DERAI CEMARA
Chairil Anwar
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah

AKU
Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi…

PUISI KEHIDUPAN
Chairil Anwar

Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan
Kuraba dahiku
Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku…
Hmm… masih lebih besar duniawiku
Ya Allah
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah….
Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah…
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…
Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana…
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana…
Ya Allah,
Ijikanlah



AKU INGIN
Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu
Dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat
Diucapkan kayu kepada api
Yang menjadikannya abu..

Aku ingin mencintaimu
Dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat
Disampaikan awan kepada hujan
Yang menjadikannya tiada



#SAJAK RAJAWALI #
( Oleh : WS Rendra)

sebuah sangkar besi
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri
rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti

langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara
rajawali terbang tinggi memasuki sepi
memandang dunia
rajawali di sangkar besi
duduk bertapamengolah hidupnya
hidup adalah merjan-merjan kemungkinan
yang terjadi dari keringat matahari
tanpa kemantapan hati rajawali
mata kita hanya melihat matamorgana
rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka


DOA
Chairil Anwar

Kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh

Cahya Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
Aku hilang bentuk ..remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
Di pintu Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling


Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana
Karya KH Musthofa Bisri (Gus Mus)

Kau ini bagaimana…
Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir

Aku harus bagaimana…
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan

Aku harus bagaimana…
Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana…
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain

Kau ini bagaimana…
Kau bilang Tuhan sangat dekat,
kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana…
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana…
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab

Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana…
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana…
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana…
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana…
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana
Atau aku harus bagaimana…


(                                            )
Karya WS Rendra

Hidup itu seperti uap,
yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap!
Ketika orang memuji milikku,
aku berkata bahwa ini hanya titipan saja.

Bahwa mobilku adalah titipan-Nya,
Bahwa rumahku adalah titipan-Nya,
Bahwa hartaku adalah titipan-Nya,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-Nya ...

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
"Mengapa Dia menitipkannya kepadaku?"
"Untuk apa Dia menitipkan semuanya kepadaku?"

Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-Nya ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?

Malahan ketika diminta kembali,
kusebut itu musibah,
kusebut itu ujian,
kusebut itu petaka,
kusebut itu apa saja ...
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah derita ...

Ketika aku berdo'a, ……
kuminta titipan yang cocok dengan kebutuhan duniawi,
Aku ingin lebih banyak harta,
Aku ingin lebih banyak mobil,
Aku ingin lebih banyak rumah,
Aku ingin lebih banyak popularitas,

Dan kutolak sakit,
Kutolak kemiskinan,
Seolah semua derita adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih-Nya,
harus berjalan seperti penyelesaian matematika
dan sesuai dengan kehendakku.

Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...

Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan Dia seolah "Mitra Dagang" ku
dan bukan sebagai "Kekasih"!
Kuminta DIA membalas “perlakuan baikku”
dan menolak keputusan-Nya yang tidak sesuai dengan keinginanku ...

Duh Allah ...

Padahal setiap hari kuucapkan,
“Hidup dan Matiku, Hanyalah untukMu
ya Allah, ampuni aku, ya Allah ...
Mulai hari ini,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur
dalam setiap keadaan dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendakMu saja ya Allah ...
Sebab aku yakin Engkau akan memberikan anugerah dalam hidupku ..
KehendakMu adalah yang terbaik bagiku ...

Ketika aku ingin hidup KAYA,
aku lupa, bahwa HIDUP itu sendiri adalah sebuah KEKAYAAN...
Ketika aku berat untuk MEMBERI,
aku lupa, bahwa SEMUA yang aku miliki juga adalah PEMBERIAN-NYA…..
Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT,
aku lupa, bahwa dalam KELEMAHAN, Tuhan memberikan aku KEKUATAN...
Ketika aku takut RUGI,
Aku lupa, bahwa HIDUPKU adalah sebuah KEBERUNTUNGAN, kerana AnugerahNYA
ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu BERSYUKUR kepadaNYA

Bukan karena hari ini INDAH kita BAHAGIA..
tetapi karena kita BAHAGIA, maka hari ini menjadi INDAH...
Bukan karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS,
tetapi karena kita optimis… maka RINTANGAN akan menjadi tak terasa.
Bukan karena MUDAH kita YAKIN BISA…
tetapi karena kita YAKIN BISA.. semuanya menjadi MUDAH.
Bukan karena semua BAIK kita TERSENYUM..,
tetapi karena kita TERSENYUM.., maka semua menjadi BAIK,
Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT...
Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar,
cukuplah menjadi JALAN SETAPAK yang dapat dilalui orang.
Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah menjadi LENTERA yang dapat menerangi sekitar kita.
Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka BERDOALAH untuk kebaikan,…


Ketika Engkau Bersembahyang 
(Emha Ainun Najib)
Ketika engkau bersembahyang
Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan
Partikel udara dan ruang hampa bergetar
Bersama-sama mengucapkan Allahu akbar

Bacaan Al-Fatihah dan surah
Membuat kegelapan terbuka matanya
Setiap doa dan pernyataan pasrah
Membentangkan jembatan cahaya

Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi
Ruku’ lam badanmu memandangi asal-usul diri
Kemudian mim sujudmu menangis
Di dalam cinta Allah hati gerimis

Sujud adalah satu-satunya hakekat hidup
Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup
Ilmu dan peradaban takkan sampai
Kepada asal mula setiap jiwa kembali

Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri
Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali
Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira
Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannya
Sembahyang di atas sajadah cahaya

Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia
Rumah yang tak ada ruang tak ada waktunya
Yang tak bisa dikisahkan kepada siapapun
Oleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah
Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika
Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang
Dadamu mencakrawala, seluas ‘arasy sembilan puluh sembilan.


0 comments:

Post a Comment