MENERAPKAN PROSES PRODUKSI MASSAL
MENERAPKAN
PROSES PRODUKSI MASSAL
Menerapkan
proses produksi secara massal dapat dikelompokkan menurut beberapa segi.
Pengelompokan ini dapat ditentukan berdasarkan tujuan, volume produk, bahan
baku dan lain sebagainya.
A.
Penerapan Proses
Produksi Berdasarkan Wujudnya
1.
Proses Produksi Kimiawi. Proses Produksi ini
menitikberatkan pada proses analisa dan sintesa dari senyawa kimia, seperti
pada perusahaan obat, tambang minyak dan lain sebagainya.
2. Proses Produksi Modifikasi. Proses Produksi ini menitikberatkan
pada proses perubahan bentuk dari bahan baku menjadi barang jadi. Contoh pada
perusahaan meubel atau garmen.
3. Proses Produksi Assembling. Proses Produksi
Assembling adalah proses produksi perakitan komponen barang, baik produk
sendiri maupun membeli komponen dari perusahaan lain. Contohnya perusahaan
otomotif elektronik dan lain sebagainya.
4. Proses Produksi Transportasi. Merupakan jasa
pemindahan tempat baik barang atau manusia. Pemindahan tersebut berkaitan
dengan penambahan nilai guna barang atau manusia tersebut.
5. Proses Produksi Jasa Administrasi. Merupakan perusahaan
yang menitik-beratkan pada kegiatan jasa administrasi. Kegiatan tersebut
meliputi kegiatan penyusunan, penyimpanan, penyajian data dan lain sebagainya
yang dibutuhkan oleh perusahaan yang membutuhkan jasanya.
B.
Jenis Produksi
Berdasarkan Arus Proses Produksi.
1.
Proses Produksi Terus
Menerus.
Pada proses produksi
jenis ini, arus produksi dari satu operasi ke operasi berikutnya berjalan tanpa
jeda sehingga tidak terjadi penumpukan produk pada suatu titik tertentu untuk
menuju proses selanjutnya.
Ciri-ciri proses
produksi terus menerus antara lain sebagai berikut :
· Pola ini akan selalu
sama dari hari kehari tanpa ada perubahan. Terdapat urutan yang pasti dari
bahan baku hingga menjadi produk akhir. Contohnya, usaha tekstil, kertas, dan
lain lain.
· Penyusunan peralatan
produksi atas dasar arus urutan pekerjaan dari bahan mentah menjadi produk
akhir.
· Mesin-mesin bersifat
khusus untuk menghasilkan produk-produk tertentu.
· Pengaruh operator kecil.
· Tidak memerlukan banyak
karyawan.
· Jika ada kemacetan pada
satu bagian mengakibatkan kemacetan total.
· Memerlukan ahli
perawatan yang cukup baik.
· Variasi jenis produk
relatif sedikit.
2.
Proses Produksi
Terputus-putus.
Proses produksi
terputus-putus diterapkan pada proses produksi dimana tidak terdapat urutan
atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau
urutan selalu berubah.
Ciri-ciri proses
produksi terputus putus antara lain sebagai berikut :
· Menghasilkan produk
lebih sedikit namun variasi jenis produk lebih banyak.
· Berproduksi atas
pesanan.
· Penyusunan fasilitas
produksi berdasarkan fungsinya.
· Mesin-mesin bersifat
general purpose machine.
· Pengaruh karyawan lebih
besar.
· Bila terjadi kemacetan
pada suatu bagian tak akan menyebabkan kemacetan total.
· Diperlukan pengendalian
proses yang baik.
· Diperlukan bahan mentah
yang cukup tinggi.
· Peralatan besifat
fleksibel yang menggunakan tenaga manusia.
· Diperlukan ruangan yang
cukup besar.
3.
Proses Produksi
Campuran.
Proses produksi ini
merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan
ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk
memanfaatkan kapasitas produksinya secara penuh sesuai kemampuan sumberdaya
perusahaannya.
C.
Jenis proses produksi
ditinjau dari segi penyelesaian proses produksi
Pengelompokkan proses
produksi berdasarkan segi penyelesaian proses ini pada umumnya digunakan untuk
pengendalian kualitas dari proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Pada umumnya pengelompokkan proses produksi ini dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
1.
Proses produksi tipe A
Proses produksi tipe A
merupakan tipe proses produksi dimana dalam setiap tahap proses produksi yang
dilaksanakan dapat diperiksa secara mudah. Dengan demikian pengendalian proses
dapat dilaksanakan pada setiap tahap proses, sesuai dengan yang dikehendaki
oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan.
2.
Proses produksi tipe B
Proses produksi tipe B
merupakan tipe proses produksi dimana di dalam penyelesaian proses produksi
terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap proses produksi,
pemeriksaan hanya dapat dilaksanakan pada beberapa tahap tertentu saja. Dengan
demikian pengendalian proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan akan
terbatas kepada beberapa tahap proses yang dapat diperiksa secara mudah.
3.
Proses produksi tipe C
Proses produksi tipe C
merupakan tipe proses produksi proses penggabungan atau pemasangan
(assembling). Pelaksana proses produksi dalam perusahaan tersebut dilakukan
dengan pemasangan atau penggabungan komponen-komponen produk.
4.
Proses produksi tipe D
Proses produksi tipe D
merupakan proses produksi menggunakan mesin dan peralatan produksi otomatis.
Mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut
dilengkapi dengan beberapa peralatan khusus untuk melaksanakan pengendalian
proses produksi.
5.
Proses produksi tipe E
Proses produksi tipe E
merupakan proses produksi dari perusahaan-perusahaan dagang dan jasa.
Pelaksanaan proses produksi yang agak berbeda dengan perusahaan-perusahaan
semacam ini menjadi agak berbeda dengan beberapa perusahaan yang melaksanakan
processing dalam proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan yang
bersangkutan.
D.
Jenis Proses Produksi Berdasarkan
Bahan Mentahnya
Apabila dilihat dari
segi bagaimana bahan mentah atau input yang diubah menjadi barang lain, maka
proses produksi dibedakan kepada dua golongan berikut: analytic dan synthetic.
§ Proses Analytic merupakan bentuk proses
produksi dalam menciptakan beberapa barang dari suatu jenis bahan mentah atau
input. Pada umumnya proses ini berlaku terhadap sesuatu barang yang dihasilkan
oleh sektor-sektor primer terutama pertanian dan pertambangan, menjadi beberapa
barang setengah jadi atau barang jadi. Memproses minyak mentah, karet dan hasil
kayu hutan merupakan contoh dari analytic. Melalui proses produksi minyak
mentah diproses menjadi pelumas, bensin, solar dan minyak lampu. Karet susu
(lateks) diproses menjadi berbagai jenis ban, alat pelampung, perekat dan
sepatu. Kayu hutan diproses menjadi papan, perabot dan bahan perumahan.
§ Proses Synthetic sifatnya berbalikan
dengan proses Analytic yaitu proses ini menggabungkan beberapa input atau bahan
mentah menjadi satu barang lain. Proses synthetic biasanya berlaku di industri
pengolahan atau manufaktur. Anda ingin memproduksi sepatu, input apa yang perlu
anda sediakan? Karet, kulit, benang dan perekat merupakan bahan penting yang
harus disediakan untuk mewujudkan barang lain, yaitu: sepatu. Industri pakaian,
mengambil contoh lain, juga memerlukan beberapa jenis barang untuk mewujudkan
satu celana atau satu baju. Memproduksi mobil juga merupakan proses synthetic.
Beribu-ribu komponen harus dipasang sebelum seorang konsumen dapat membeli dan
mengendarainya.
Berdasarkan
sifat pemrosesannya, kegiatan memproduksi yang digolongkan sebagai proses
synthetic dibedakan ke dalam dua cara: proses pabrikasi dan proses assembling.
Membuat pakaian dan perabotan digolongkan sebagai proses pabrikasi karena
berbagai bahan diproses untuk menjadi barang baru. Sedangkan membuat sepeda
motor dan mobil digolongkan sebagai proses assembling karena berbagai komponen
yang sudah dibuat dipasang bersama untuk menciptakan barang-barang tersebut.
E.
Tujuan Proses Produksi
Tugas
penting bagian produksi dan operasi adalah menciptakan barang yang sesuai
dengan keinginan konsumen. Kebanyakan konsumen menginginkan barang yang murah
dengan kualitas yang tinggi. Untuk memenuhi keinginan ini, bagian operasi dan
produksi harus berusaha mewujudkan barang dalam konteks berikut: diproduksi
secara efisien, mencapai produktivitas yang tinggi, dan dapat menciptakan
barang yang bermutu.
a.
Meningkatkan Efisiensi
Efisiensi merupakan
hubungan antara input dan bahan baku dengan output atau produk. Jika perusahaan
mampu menghasilkan barang atau jasa yang lebih banyak sementara nilai bahan
baku tetap, maka telah dikatakan efisiensi telah ditingkatkan. Begitu pula,
jika perusahaan mampu menghasilkan barang atau jasa yang tetap tapi dengan nilai
bahan baku yang lebih murah, sekali efisiensi telah ditingkatkan. Satu dari
ukuran perusahaan yang melakukan proses transformasi adalah efisiensi.
Ketika ada perusahaan
yang menginvestasikan uangnya pada peralatan baru, merancang sistem jaringan
komputer, memperpendek rantai penawaran barang, alasan-alasan ini biasa
digunakan untuk memotong biaya atau meningkatkan efisiensi.
b.
Meningkatkan
Produktivitas
Produktivitas merupakan
ukuran detail atau rinci mengenai efisiensi data perubahan waktu ke waktu. Produktivitas
merupakan perbandingan antara seluruh produk barang atau jasa yang diproduksi
pada waktu tertentu dibagi dengan banyaknya jam kerja yang dibutuhkan untuk
menghasilkan output tersebut. Dengan kata lain, produktivitas merupakan
efisiensi dari para pekerja.
Produktivitas juga
berkaitan dengan kuantitas barang yang akan diproduksi. Jika sumber daya
digunakan dengan cara yang semakin efisien, maka kuantitas output akan menjadi
besar.
c.
Meningkatkan Kuantitas
Peningkatan kualitas
produk perusahaan sangat penting karena kualitas produk adalah salah satu
alasan yang membuat konsumen mau membeli barang suatu perusahaan atau mau
menggunakan jasa suatu perusahaan.
Konsep kualitas sangat
subjektif, karena secara definisi kualitas merupakan suatu hasil memproduksi
barang dan jasa dengan ciri dan karakter tertentu dengan standar kepuasan
seperti apa yang diduga oleh konsumen. Sifat yang subjektif ini menyebabkan
perusahaan tidak hanya memproduksi barang yang baik, tetapi harus sesuai dengan
apa yang menjadi harapan konsumen.
Terimakasih materinya pak
ReplyDeleteTerima kasih untuk materinya pak
ReplyDeleteTerimakasih pak, materinya sangat lengkap dan mudah dipahami
ReplyDeleteTerimakasih untuk materinya pak
ReplyDeleteMakasih materinya pak
ReplyDeleteMakasih materinya pak
ReplyDeletemakash materi nya pak
ReplyDeleteWanda Tri Anggoro
ReplyDelete27
Tkr f
Terimakasih untuk materinya
ReplyDelete