Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling memengaruhi diantaranya Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Sedangkan maksudnya untuk memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional. Menjadikan musik tradisional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi peserta juga kepada masyarakat luas sehingga musik tradisional dapat berperan sebagai hiburan untuk menjalankan bisnis para pengusaha. Musik Tradisional juga adalah musik yang berkembang secara tradisional di kalangan suku-suku tertentu. (https://id.wikipedia.org/wiki/Musik_tradisional; 26 Nov 2018; 22:58)
Jenis jenis Musik Tradisional
Nusantara
Di
Indonesia sendiri banyak sekali jenis musik tradisional nusantara, dari
Keroncong sampai Huda semuanya ada di sini. Berikut beberapa jenis musik
tradisional nusantara dan penjelasannya.
1. Gamelan (Carakan: ꦒꦩꦼꦭ꧀ꦭꦤ꧀
) adalah himpunan alat musik yang biasanya menonjolkan demung, saron, peking,
gambang, kendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumen/alatnya,
yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama.
Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa Gamel yang berarti
memukul/menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes
gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok. (https://id.wikipedia.org/wiki/Gamelan; 26
Nov 2018; 23:10)
2. Kolintang atau Kulintang, dikenal
sebagai alat musik perkusi bernada dari kayu yang berasal dari daerah Minahasa
Sulawesi Utara. Kayu yang dipakai untuk membuat Kolintang adalah kayu lokal
yang ringan namun kuat seperti kayu Telur (Alstonia sp),kayu Wenuang (Octomeles
Sumatrana Miq),kayu Cempaka (Elmerrillia Tsiampaca),kayu Waru (Hibiscus
Tiliaceus), dan sejenisnya yang mempunyai konstruksi serat paralel. Nama
kolintang berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan
tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan "Mari kita lakukan TONG
TING TANG" adalah: "Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut
akhirnya berubah menjadi kata
kolintang.(https://id.wikipedia.org/wiki/Kolintang; 26 Nov 2018; 23:10)
3. Gambang kromong (atau ditulis gambang
keromong) adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat-alat musik
Tionghoa, seperti sukong, tehyan, dan kongahyan. Sebutan gambang kromong
diambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong. Awal mula terbentuknya
orkes gambang kromong tidak lepas dari seorang pemimpin komunitas Tionghoa yang
diangkat Belanda (kapitan Cina) bernama Nie Hoe Kong (masa jabatan 1736-1740).
Dewasa ini juga terdapat istilah "gambang kromong kombinasi". Gambang
kromong kombinasi adalah orkes gambang kromong yang alat-alatnya ditambah atau
dikombinasikan dengan alat-alat musik Barat modern seperti gitar melodis, bas,
gitar, organ, saksofon, drum dan sebagainya, yang mengakibatkan terjadinya
perubahan dari laras pentatonik menjadi diatonik tanpa terasa mengganggu. Hal
tersebut tidak mengurangi kekhasan suara gambang kromong sendiri, dan lagu-lagu
yang dimainkan berlangsung secara wajar dan tidak dipaksakan.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Gambang_keromong)
4.
Keroncong adalah jenis musik khas
Indonesia yang menggunakan instrumen musik dawai, flute, dan vokal. Akar keroncong berasal dari sejenis musik
Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan
budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India
(Goa) masuklah musik ini pertama kali di Malaka dan kemudian dimainkan oleh
para budak dari Maluku. Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di
Nusantara tidak dengan serta-merta berarti hilang pula musik ini. Bentuk awal
musik ini disebut moresco (sebuah tarian asal Spanyol, seperti polka agak
lamban ritmenya), di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun kembali kini
dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik
keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya,
masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta
beberapa komponen gamelan. Setelah
mengalami evolusi yang panjang sejak kedatangan orang Portugis di Indonesia
(1522) dan permukiman para budak di daerah Kampung Tugu tahun 1661, dan ini
merupakan masa evolusi awal musik keroncong yang panjang (1661-1880), hampir
dua abad lamanya, namun belum memperlihatkan identitas keroncong yang
sebenarnya dengan suara crong-crong-crong, sehingga boleh dikatakan musik
keroncong belum lahir tahun 1661-1880.
Dan akhirnya musik
keroncong mengalami masa evolusi pendek terakhir sejak tahun 1880 hingga kini,
dengan tiga tahap perkembangan terakhir yang sudah berlangsung dan satu
perkiraan perkembangan baru (keroncong millenium). Tonggak awal adalah pada
tahun 1879, di saat penemuan ukulele di Hawai yang segera menjadi alat musik
utama dalam keroncong (suara ukulele: crong-crong-crong), sedangkan awal
keroncong millenium sudah ada tanda-tandanya, namun belum berkembang (Bondan
Prakoso). Empat tahap masa perkembangan tersebut adalah:
(a) Masa keroncong
tempo doeloe (1880-1920),
(b) Masa keroncong
abadi (1920-1960), dan
(c) Masa keroncong
modern (1960-2000), serta
(d) Masa keroncong
millenium (2000-kini)
5. Musik
Gong Luang adalah musik khas asli dari Bali. Musik ini awalnya adalah
peninggalan dari kerajaan majapahit di Jawa kemudian dibawa ke bali oleh
beberapa orang kerajaan.Kata Gong Luang sendiri berasal dari kata “Luang” yang
berarti kurang, karena memang alat -alat gong yang dipakai tidak lengkap.Musik
Gong Luang hanya memakai 25-30 alat musik diantaranya Gangsa, Jublag, Jegog,
Saron, Trompong, Kendang, Suling, dan Riyong. Jumlah itu terkadang berbeda
tergantung daerahnya masing-masing.Keunikan dari musik Gong Luang ini adalah
memiliki 7 tangga nada yaitu ndang, ndaing, nding, ndong, ndeng, ndeung, ndung.
Untuk laras terdiri dari laras pelog, laras selendro, dan laras
keselendroan.Musik Gong Luang ini biasanya untuk di Bali digunakan sebagai pengiring
upacara adat, selain itu juga digunakan untuk pengiring tari-tarian contohnya
Tari Topeng, Tari Baris Poleng, Tari Pendet, Tari Rejang dan lain sebagainya.
6. Musik
Santi Swara dan Laras Madya. Jenis musik tradisional ini bisa kita temukan di daerah
pinggiran Jawa Tengah. Kemunculan awal jenis musik ini sudah ada semenjak abad
17, tepatnya di era pemerintahan Paku Buwana ke-V.Santi Swara berasal dari kata
“Santi” yang artinya doa dan “Swara” yang berarti suara atau senandung lagu,
sedangkan Larasmadya memiliki arti irama
(laras) dan bersahaja (madya). Kalau digabungkan menjadi Santi Swara Laras
Madya yang berarti doa yang dilantunkan dalam senandung lagu dalam irama yang
bersahaja. Makanya musik ini membawakan lagu-lagu yang bernafaskan islam dengan
diiringi tiga alat musik utama yaitu kendang, bogem dan kemanak. Tidak ada
perbedaan kedua jenis musik tersebut untuk segi iramanya, namun yang
membedakannya hanyalah Santi Swara membawakan lagu bersyair sholawat sedangkan
Laras Madya menggunakan tetembangan Macapat seperti pucung, Mijil, Gambuh,
Kinanthi dan lainnya.
7. Musik
Karang Dodou. Musik ini berasal dari
daerah Kalimantan Timur, tepatnya di Tanah Siang, Barito Utara. Orang sana
biasanya menggunakan musik ini sebagai iringan ritual dan acara tertentu
seperti Noka Pati yaitu acara memandikan dan memberikan nama bayi dan acara
mengobati orang sakit. Lagu-lagu yang biasanya dibawakan adalah mantera mantera
berisi doa-doa.
8. Musik
Tabuh Salimpat. Inilah musik tradisional
khas dari daerah Jambi yang sampai sekarang masih ada dan dimainkan di kalangan
penduduk sana. Alat musik utamanya adalah kerenceng dan gambus lunik dan
diiringi dengan alat musik lainnya diantaranya alat musik tabuh seperti rebana
dan alaat musik petik seperti gitar.
9. Musik
Tradisional Kombi. Musik Kombi adalah musik tradisional asli yang berasal dari
Papua. Kombi berasal dari kata nai krombi yang berarti memetik atau memainkan.
Musik ini memiliki alat musik utama, biasanya orang Papua di sana menyebutnya
mbref atau gauto. Mbref atau gauto terbuat dari seruas bambu dan dililit dengan
rotan di kedua ujungnya kemudian diberi penyangga sehingga bilah sayatan
tersebut kencang bisa berbunyi seperti senar, di bagian bawah bambu diberi
lubang. Alat musik ini di mainkan secara di pukul. Musik Kombi sering digunakan
sebagai pengiring acara-acara tertentu seperti untuk hiburan, upacara adat dan
upacara keagamaan.
10. Musik
Senandung Jolo. Senandung Jolo merupakan
musik yang berasal dari daerah Jambi khususnya di dusun Tanjung. Senandung jolo
memiliki arti yaitu senandung yang berarti nyanyian sedangkan jolo berarti
pantun. Makanya musik ini membawakan lagu yang berbentuk pantun. Lirik lagunya
juga tidak sembarangan di buat karena ada strukturnya diantaranya pantun
pembuka – pantun spontan – pantun penutup.
Awalnya musik ini tidak ada alat musik untuk pengiringnya, namun
dibuatkan alat musik utama yaitu Gambang Kayu, alat musik yang terdiri dari 4
bilah kayu terbuat dari kayu Marelang.
Seiring berjalannya waktu musik Senandung Jolo ditambahkan beberapa
instrumen musik lagi seperti Tetawak, Rebano, Gendang Panjang, Gong dan Beduk.
Biasanya musik tersebut digunakan untuk iringan acara nugal jolo yaitu acara sebelum
penanaman bibit bunga dan sebagai hiburan bagi ibu-ibu yang memasak di acara
perkawinan atau sunatan.
11. Musik
Krumpyung. Musik yang berasal dari
Yogyakarta ini dimainkan dengan alat musik yang terbuat dari bambu atau biasa
kita sebut angklung. Biasanya nada yang dihasilkan mirip dengan gamelan jawa,
tetapi dalam Krumpyung gongnya ditiup dan dipukul supaya berbunyi. Lagu-lagu
yang dibawakan lumayan bervariasi, bisa campur sari, uyon-uyon dan lagu
lainnya.
12. Musik
Goong Renteng. Goong Renteng adalah
musik tradisional khas dari Sunda yang memakai gamelan untuk instrumen
musiknya. Sebenarnya musik ini sudah lumayan tua, karena diperkenalkan di abad
16. Goong Renteng memiliki dua arti, Goong artinya gamelan sedangkan renteng
berarti ngarenteng jika dalam bahasa sunda. Lagu dan nada yang biasa dipakai
berasal dari arab. Memiliki 2 irama yaitu Salendro dan Pelog. Alat musik Goong
renteng terdiri dari alat musik bilah, alat musik berpencon dan idiofon.
Biasanya musik ini digunakan untuk penyambutan tamu dan acara maulid nabi.
13. Musik
Syair Telima. Musik Syair telima adalah
musik khas dari kalimantan Barat, tepatnya di Tanah Mandalam. Syairnya lumayan
terkenal dan berisi tentang pesan kepada generasi muda. Musik Syair Telima
biasanya digunakan untuk acara resmi dan pertemuan para sesepuh di Tanah
Mandalam.
14. Musik
Sasando Gong. Musik ini berasal dari
Nusa Tenggara Timur, di pulau Rote. Alat musik utamanya adalah sasando gong
yang terbuat dari bambu, daun lontar dan kawat halus. Memiliki 2 tangga nada
yaitu pelog dan slendro. Biasanya Sasando Gong digunakan sebagai pengiring
acara penyambutan tamu dan hiburan bagi masyarakat di sana.
15. Musik
Painting. Musik painting berasal dari
Kalimantan Selatan. Painting sendiri memiliki arti, yaitu petik (karena memang
alat musiknya berupa senar yang disentilkan). Beberapa instrumen yang biasa
digunakan diantaranya painting, babaun, agung, marakas dan talinting.
16. Musik
Gaghahanggase. Musik Gaghahanggase asli
berasal dari daerah Sahinge Talaud. Sudah lama hidup dan berkembang di sana,
dan menjadi panduan untuk beberapa jenis alat musik yang bersifat diatonis dan
non diatonis.Beberapa Instrumen musik Gaghahanggase diantaranya adalah musik
bambu, seheng, tambur, karoncongan, kentel, tateng korang, tangonggong,
behohang dan kalikitong. Biasanya lagunya adalah lagu-lagu daerah atau nasional
serta dinyanyikan oleh vokal laki-laki dan perempuan.
17. Musik
Tradisional Huda. Inilah musik
tradisional nusantara yang terakhir. Musik Huda adalah musik tradisional
nusantara yang berasal dari Minangkabau yang berkembang semenjak masuk islamnya
di tanah Sumatera. Musik Huda bernuansa islam dan merupakan gabungan dari 3
jenis musik yaitu Dikil Rabaro, Salaulaik Dulang dan Dikil Mundan. Dikil Rabaro lebih ke vokal dan diringi
dengan rabaro, Dikil Mundan diringi mandai sedangkan Salaulaik adalah musik
asli minang yang masih tahan dan utuh.
Berikut ini adalah daftar beberapa lagu tradisional Indonesia:
Nama lagu
|
Asal daerah
|
Ambon Manise
|
Maluku
|
Ampar-Ampar
Pisang
|
Kalimantan Selatan
|
Anak Kambing Saya
|
Nusa Tenggara Timur
|
Ayam Den Lapeh
|
Sumatera Barat
|
Ayo Mama
|
Maluku
|
Badindin
|
Sumatera Barat
|
Bajing Luncat
|
Jawa Barat
|
Bapak Pucung
|
Jawa Tengah
|
Batanghari
|
Jambi
|
Bolelebo
|
Nusa Tenggara Timur
|
Bubuy Bulan
|
Jawa Barat
|
Buka Pintu
|
Maluku
|
Burung Kakatua
|
Maluku
|
Burung Tantina
|
Maluku
|
Butet
|
Sumatera Utara
|
Cik Cik Periuk
|
Kalimantan Barat
|
Cangget Agung
|
Lampung
|
Cikala Le Pongpong
|
Sumatera Utara
|
Cing Cangkeling
|
Jawa Barat
|
Cublak-cublak Suweng
|
Jawa Tengah
|
Dago Inang Sarge
|
Sumatera Utara
|
Dayung Sampan
|
Banten
|
Dek Sangke
|
Sumatera Selatan
|
Desaku
|
Nusa Tenggara Timur
|
Es Lilin
|
Jawa Barat
|
Gelang Sipaku Gelang
|
Sumatera Barat
|
Goro-Goro Ne
|
Maluku
|
Gundhul Pacul
|
Jawa Tengah
|
Hela Rotan
|
Maluku
|
Lir-Ilir
|
Jawa Tengah
|
Indung-Indung
|
Kalimantan Timur
|
Injit-Injit Semut
|
Jambi
|
Jali-Jali
|
Jakarta
|
Jamuran
|
Jawa Tengah
|
Jaranan
|
Jawa Tengah
|
Kambanglah Bungo
|
Sumatera Barat
|
Kampuang Nan Jauh Di
Mato
|
Sumatera Barat
|
Kicir-Kicir
|
Jakarta
|
Kole-Kole
|
Maluku
|
Lancang Kuning
|
Riau
|
Lenggang Kangkong
|
Jakarta
|
Lisoi
|
Sumatera Utara
|
Mappadendang
|
Sulawesi Selatan
|
Manuk Dadali
|
Jawa Barat
|
Naik-Naik Ke Puncak
Gunung
|
Maluku
|
Neng Geulis
|
Jawa Barat
|
Nona Manis Siapa
Yang Punya
|
Maluku
|
O Ina Ni Keke
|
Sulawesi Utara
|
Ondel Ondel
|
Jakarta
|
O Ulate
|
Maluku
|
Ole Sioh
|
Maluku
|
Pakarena
|
Sulawesi Selatan
|
Pileuleuyan
|
Jawa Barat
|
Pitik Tukung
|
Yogyakarta
|
Potong Bebek Angsa
|
Nusa Tenggara Timur
|
Rasa Sayange
|
Maluku
|
Rek Ayo Rek
|
Jawa Timur
|
Sajojo
|
Papua
|
Saputangan Bapuncu
Ampat
|
Kalimantan Selatan
|
Sarinande
|
Maluku
|
Saule
|
Maluku
|
Si Patokaan
|
Sulawesi Utara
|
Sigulempong
|
Sumatera Utara
|
Sik Sik
Sibatumanikam
|
Sumatera Utara
|
Sing Sing So
|
Sumatera Utara
|
Sinom
|
Yogyakarta
|
Soleram
|
Riau
|
Sory Ya Katulla
|
Sumatera Utara
|
Surilang
|
Jakarta
|
Suwe Ora Jamu
|
Yogyakarta
|
Waktu Hujan
Sore-sore
|
Maluku
|
Warung Pojok
|
Jawa Barat
|
Yamko Rambe Yamko
|
Papua
|
Zapin Laksmana Raja
di Laut
|
Riau
|
Zapin Pantai Solop
|
Riau
|
Rek Ayo Rek
|
Jawa Timur
|
Adi-adi Laun Lambar
|
Lampung
|
Kelayar
|
Kalimantan Tengah
|
Padhang Wulan
|
Jawa Tengah
|
Moholunga
|
Gorontalo
|
Colenak
|
Jawa Barat
|
Yamko Rambe Yamko
|
Irian Jaya
|
Sumber :
- Wikipedia Indonesia
- https://hidupsimpel.com/musik-tradisional-nusantara/ (27 November 2018; 00:13)
- Wikipedia Indonesia
- https://hidupsimpel.com/musik-tradisional-nusantara/ (27 November 2018; 00:13)