Monday, September 21, 2020

Tugas Indikator dan Penerapan Proses Produksi Massal

  1. Ukuran Kinerja Manajemen Produksi merupakan salah satu indikator keberhasilan produksi massal. Sebutkan ukuran-ukuran kinerja yang termasuk dalam ukuran kinerja manajemen produksi.
  2. Produktivitas dan kapasitas produksi merupakan bagian daru ukuran kinerja manajemen produksi, jelaskan pengertian dari kedua ukuran tersebut!
  3. Sebut dan jelaskan tiga hal yang dijadikan pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap suatu produk/jasa!
  4. Jelaskan bagaimana cara menentukan ukuran kinerja produktivitas mesin!
  5. Sebut dan jelaskan penerapan proses produksi massal berdasarkan wujudnya!
  6. Jelaskan perbedaan proses produksi terus menerus  dengan proses produksi terputus-putus!
  7. Jelaskan perbedaan Proses Produksi Tipe A dan Proses Produksi Tipe B bila ditinjau dari segi penyelesaian proses produksi!
  8. Proses Analytic merupakan bagian dari proses produksi jika ditinjau dari bahan mentahnya. jelaskan pengertian dari Proses Analytic
  9. Berdasarkan sifat pemrosesannya, kegiatan memproduksi yang digolongkan sebagai proses synthetic dibedakan ke dalam dua cara: proses pabrikasi dan proses assembling. jelaskan kedua proses tersebut!
  10. Tugas penting bagian produksi dan operasi adalah menciptakan barang yang sesuai dengan keinginan konsumen. terkait penyataan tersebut, sebut dan jelaskan 3 hal yang menjadi tujuan proses produksi!

Monday, August 24, 2020

Tugas Perencanaan Produksi Massal

  1. Jelaskan pengertian Proses Produksi Massal!
  2. Sebutkan ciri-ciri proses produksi massal!
  3. Jelaskan kelebihan dan kekurangan proses produksi massal!
  4. Jelaskan kegiatan-kegiatan secara umum dalam perencanaan produksi!
  5. Jelaskan tujuan perencanaan produksi!
  6. Jelaskan fungsi perencanaan produksi!
  7. Jelaskan unsur-unsur dalam perencanaan produksi!
  8. Jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perencanaan produksi!
  9. Sebutkan langkah-langkah perencanaan proses produksi!
  10. Sebutkan tahapan-tahapan di dalam penetapan skala proses produksi!

Friday, August 14, 2020

MENERAPKAN PROSES PRODUKSI MASSAL

MENERAPKAN PROSES PRODUKSI MASSAL

 

Menerapkan proses produksi secara massal dapat dikelompokkan menurut beberapa segi. Pengelompokan ini dapat ditentukan berdasarkan tujuan, volume produk, bahan baku dan lain sebagainya.

A.      Penerapan Proses Produksi Berdasarkan Wujudnya

1.   Proses Produksi Kimiawi. Proses Produksi ini menitikberatkan pada proses analisa dan sintesa dari senyawa kimia, seperti pada perusahaan obat, tambang minyak dan lain sebagainya.

2.  Proses Produksi Modifikasi. Proses Produksi ini menitikberatkan pada proses perubahan bentuk dari bahan baku menjadi barang jadi. Contoh pada perusahaan meubel atau garmen.

3.  Proses Produksi Assembling. Proses Produksi Assembling adalah proses produksi perakitan komponen barang, baik produk sendiri maupun membeli komponen dari perusahaan lain. Contohnya perusahaan otomotif elektronik dan lain sebagainya.

4.  Proses Produksi Transportasi. Merupakan jasa pemindahan tempat baik barang atau manusia. Pemindahan tersebut berkaitan dengan penambahan nilai guna barang atau manusia tersebut.

5. Proses Produksi Jasa Administrasi. Merupakan perusahaan yang menitik-beratkan pada kegiatan jasa administrasi. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan penyusunan, penyimpanan, penyajian data dan lain sebagainya yang dibutuhkan oleh perusahaan yang membutuhkan jasanya.

B.      Jenis Produksi Berdasarkan Arus Proses Produksi.

1.        Proses Produksi Terus Menerus.

Pada proses produksi jenis ini, arus produksi dari satu operasi ke operasi berikutnya berjalan tanpa jeda sehingga tidak terjadi penumpukan produk pada suatu titik tertentu untuk menuju proses selanjutnya.

Ciri-ciri proses produksi terus menerus antara lain sebagai berikut :

·      Pola ini akan selalu sama dari hari kehari tanpa ada perubahan. Terdapat urutan yang pasti dari bahan baku hingga menjadi produk akhir. Contohnya, usaha tekstil, kertas, dan lain lain.

·      Penyusunan peralatan produksi atas dasar arus urutan pekerjaan dari bahan mentah menjadi produk akhir.

·      Mesin-mesin bersifat khusus untuk menghasilkan produk-produk tertentu.

·      Pengaruh operator kecil.

·      Tidak memerlukan banyak karyawan.

·      Jika ada kemacetan pada satu bagian mengakibatkan kemacetan total.

·      Memerlukan ahli perawatan yang cukup baik.

·      Variasi jenis produk relatif sedikit.

2.       Proses Produksi Terputus-putus.

Proses produksi terputus-putus diterapkan pada proses produksi dimana tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah.

Ciri-ciri proses produksi terputus putus antara lain sebagai berikut :

·      Menghasilkan produk lebih sedikit namun variasi jenis produk lebih banyak.

·      Berproduksi atas pesanan.

·      Penyusunan fasilitas produksi berdasarkan fungsinya.

·      Mesin-mesin bersifat general purpose machine.

·      Pengaruh karyawan lebih besar.

·      Bila terjadi kemacetan pada suatu bagian tak akan menyebabkan kemacetan total.

·      Diperlukan pengendalian proses yang baik.

·      Diperlukan bahan mentah yang cukup tinggi.

·      Peralatan besifat fleksibel yang menggunakan tenaga manusia.

·      Diperlukan ruangan yang cukup besar.

3.       Proses Produksi Campuran.

Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara penuh sesuai kemampuan sumberdaya perusahaannya.

C.      Jenis proses produksi ditinjau dari segi penyelesaian proses produksi

Pengelompokkan proses produksi berdasarkan segi penyelesaian proses ini pada umumnya digunakan untuk pengendalian kualitas dari proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan. Pada umumnya pengelompokkan proses produksi ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1.    Proses produksi tipe A

Proses produksi tipe A merupakan tipe proses produksi dimana dalam setiap tahap proses produksi yang dilaksanakan dapat diperiksa secara mudah. Dengan demikian pengendalian proses dapat dilaksanakan pada setiap tahap proses, sesuai dengan yang dikehendaki oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan.

2.   Proses produksi tipe B

Proses produksi tipe B merupakan tipe proses produksi dimana di dalam penyelesaian proses produksi terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap proses produksi, pemeriksaan hanya dapat dilaksanakan pada beberapa tahap tertentu saja. Dengan demikian pengendalian proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan akan terbatas kepada beberapa tahap proses yang dapat diperiksa secara mudah.

3.   Proses produksi tipe C

Proses produksi tipe C merupakan tipe proses produksi proses penggabungan atau pemasangan (assembling). Pelaksana proses produksi dalam perusahaan tersebut dilakukan dengan pemasangan atau penggabungan komponen-komponen produk.

4.   Proses produksi tipe D

Proses produksi tipe D merupakan proses produksi menggunakan mesin dan peralatan produksi otomatis. Mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut dilengkapi dengan beberapa peralatan khusus untuk melaksanakan pengendalian proses produksi.

5.   Proses produksi tipe E

Proses produksi tipe E merupakan proses produksi dari perusahaan-perusahaan dagang dan jasa. Pelaksanaan proses produksi yang agak berbeda dengan perusahaan-perusahaan semacam ini menjadi agak berbeda dengan beberapa perusahaan yang melaksanakan processing dalam proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan yang bersangkutan.

 

D.     Jenis Proses Produksi Berdasarkan Bahan Mentahnya

Apabila dilihat dari segi bagaimana bahan mentah atau input yang diubah menjadi barang lain, maka proses produksi dibedakan kepada dua golongan berikut: analytic dan synthetic.

§  Proses Analytic merupakan bentuk proses produksi dalam menciptakan beberapa barang dari suatu jenis bahan mentah atau input. Pada umumnya proses ini berlaku terhadap sesuatu barang yang dihasilkan oleh sektor-sektor primer terutama pertanian dan pertambangan, menjadi beberapa barang setengah jadi atau barang jadi. Memproses minyak mentah, karet dan hasil kayu hutan merupakan contoh dari analytic. Melalui proses produksi minyak mentah diproses menjadi pelumas, bensin, solar dan minyak lampu. Karet susu (lateks) diproses menjadi berbagai jenis ban, alat pelampung, perekat dan sepatu. Kayu hutan diproses menjadi papan, perabot dan bahan perumahan.

§  Proses Synthetic sifatnya berbalikan dengan proses Analytic yaitu proses ini menggabungkan beberapa input atau bahan mentah menjadi satu barang lain. Proses synthetic biasanya berlaku di industri pengolahan atau manufaktur. Anda ingin memproduksi sepatu, input apa yang perlu anda sediakan? Karet, kulit, benang dan perekat merupakan bahan penting yang harus disediakan untuk mewujudkan barang lain, yaitu: sepatu. Industri pakaian, mengambil contoh lain, juga memerlukan beberapa jenis barang untuk mewujudkan satu celana atau satu baju. Memproduksi mobil juga merupakan proses synthetic. Beribu-ribu komponen harus dipasang sebelum seorang konsumen dapat membeli dan mengendarainya.

 

Berdasarkan sifat pemrosesannya, kegiatan memproduksi yang digolongkan sebagai proses synthetic dibedakan ke dalam dua cara: proses pabrikasi dan proses assembling. Membuat pakaian dan perabotan digolongkan sebagai proses pabrikasi karena berbagai bahan diproses untuk menjadi barang baru. Sedangkan membuat sepeda motor dan mobil digolongkan sebagai proses assembling karena berbagai komponen yang sudah dibuat dipasang bersama untuk menciptakan barang-barang tersebut.

 

E.      Tujuan Proses Produksi

Tugas penting bagian produksi dan operasi adalah menciptakan barang yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kebanyakan konsumen menginginkan barang yang murah dengan kualitas yang tinggi. Untuk memenuhi keinginan ini, bagian operasi dan produksi harus berusaha mewujudkan barang dalam konteks berikut: diproduksi secara efisien, mencapai produktivitas yang tinggi, dan dapat menciptakan barang yang bermutu.

a.       Meningkatkan Efisiensi

Efisiensi merupakan hubungan antara input dan bahan baku dengan output atau produk. Jika perusahaan mampu menghasilkan barang atau jasa yang lebih banyak sementara nilai bahan baku tetap, maka telah dikatakan efisiensi telah ditingkatkan. Begitu pula, jika perusahaan mampu menghasilkan barang atau jasa yang tetap tapi dengan nilai bahan baku yang lebih murah, sekali efisiensi telah ditingkatkan. Satu dari ukuran perusahaan yang melakukan proses transformasi adalah efisiensi.

Ketika ada perusahaan yang menginvestasikan uangnya pada peralatan baru, merancang sistem jaringan komputer, memperpendek rantai penawaran barang, alasan-alasan ini biasa digunakan untuk memotong biaya atau meningkatkan efisiensi.

b.       Meningkatkan Produktivitas

Produktivitas merupakan ukuran detail atau rinci mengenai efisiensi data perubahan waktu ke waktu. Produktivitas merupakan perbandingan antara seluruh produk barang atau jasa yang diproduksi pada waktu tertentu dibagi dengan banyaknya jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut. Dengan kata lain, produktivitas merupakan efisiensi dari para pekerja.

Produktivitas juga berkaitan dengan kuantitas barang yang akan diproduksi. Jika sumber daya digunakan dengan cara yang semakin efisien, maka kuantitas output akan menjadi besar.

c.        Meningkatkan Kuantitas

Peningkatan kualitas produk perusahaan sangat penting karena kualitas produk adalah salah satu alasan yang membuat konsumen mau membeli barang suatu perusahaan atau mau menggunakan jasa suatu perusahaan.

Konsep kualitas sangat subjektif, karena secara definisi kualitas merupakan suatu hasil memproduksi barang dan jasa dengan ciri dan karakter tertentu dengan standar kepuasan seperti apa yang diduga oleh konsumen. Sifat yang subjektif ini menyebabkan perusahaan tidak hanya memproduksi barang yang baik, tetapi harus sesuai dengan apa yang menjadi harapan konsumen.

 

Tuesday, August 4, 2020

Indikator Keberhasilan Produksi Massal

 Indikator keberhasilan produksi massal merupakan bagian dari kegiatan manajemen produksi. Untuk dapat menilai suatu perusahaan berhasil atau tidak, cara yang paling mudah adalah melihat laba atau keuntungan perusahaan. Perusahaan dikatakan berhasil apabila memperoleh keuntungan dalam kegiatannya. Sedangkan untuk menilai seberapa besar keberhasilan tersebut, perlu indikator-indikator tertentu untuk menilainya. Indikator-indikator tersebut ditinjau dalam bentuk ukuran kinerja perusahaan. Beberapa ukuran kinerja yang perlu dilihat sebagai tolok ukur keberhasilan produksi massal diantaranya adalah:

1.      Ukuran Kinerja Manajemen Produksi

a.     Produktivitas 

Salah satu ukuran dari kinerja manajemen produksi adalah Produktivitas. Produktivitas yang dimaksud disini bukan hanya seberapa besar output perusahaan. Tetapi lebih kepada tinjauan seberapa efektif perusahaan menggunakan segala sumberdaya yang dimiliki untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Produktivitas dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan produksi dengan efisiensi penggunaan sumberdaya yang lebih baik. Produktivitas dalam kegiatan produksi massal ini sangat berpengaruh pada tingkat keuntungan perusahaan.

b.     Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi yang dimaksud adalah kemampuan maksimal yang dapat dicapai oleh kegiatan produksi. Kapasitas produksi dalam suatu perusahaan ditentukan oleh banyak faktor, seperti kapasitas mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku dan kapasitas modal. Dalam kegiatan produksi massal, sinergi atau hubungan antara faktor-faktor tersebut sangat dibutuhkan.

c.     Kelancaran Alur Pengiriman

Produk-produk hasil kegiatan produksi harus segera didistribusikan oleh bagian pemasaran kepada semua retailer/agen/distributor produk. Kelancaran dan kecepatan pengiriman hasil produk ini menggambarkan keberhasilan manajemen produksi dalam menjalankan perannya. Pada kegiatan produksi massal, dimana perusahaan berusaha menghasilkan produk sebanyak-banyaknya, maka kecepatan dan kelancaran arus pengiriman sangat dibutuhkan agar kegiatan produksi dapat terus berjalan tanpa terjadi penimbunan produk.

d.    Konsistensi Kualitas Produk

Masalah yang sering muncul pada produksi massal adalah konsistensi kualitas produk. Manajemen produksi yang baik harus mampu menjamin kualitas produk dari kegiatan produksi massal tidak berubah dari waktu ke waktu. Kualitas produk yang dihasilkan harus selalu sesuai dengan standar produksi yang telah ditetapkan. Hal ini juga sebagai upaya untuk selalu menjaga kepuasan konsumen.

e.     Kecepatan Proses Produksi

Kecepatan proses produksi menjadi indikator kelancaran dari proses produksi itu sendiri. Kecepatan proses produksi menunjukkan bahwa kegiatan produksi berjalan dengan baik tanpa ada kendala di dalamnya.

f.       Fleksibilitas

Layout atau tata letak  mesin dan alur produksi diatur sedemikian rupa sehingga kegiatan produksi mampu menghasilkan beberapa varian produksi tanpa perubahan yang signifikan. Sehingga perusahaan dapat memenuhi beberapa selera konsumen yang berbeda tanpa adanya perubahan biaya dan waktu secara signifikan pula.

2.     Ukuran Kinerja Sistem Produksi

a.     Biaya Produksi

Biaya produksi meliputi semua biaya yang muncul akibat dari proses untuk menghasilkan produk atau jasa. Untuk menghasilkan produk atau Jasa yang terjangkau oleh konsumen, diperlukan perhitungan biaya seefisien mungkin dari semua faktor biaya yang mungkin timbul.

b.     Kualitas Produk atau Jasa

Dalam menentukan pilihannya, konsumen tidak hanya melihat pada harga yang ditawarkan. Kualitas produk/jasa juga menjadi bahan pertimbangan pula. Sehingga ukuran kualitas produk/jasa juga harus mempertimbangkan harga yang ditawarkan. Ukuran kualitas produk/jasa harus disesuaikan dengan selera konsumen bukan standar yang ditetapkan oleh produsen secara sepihak. 

c.     Kualitas Pelayanan

Berikut ini beberapa hal yang dijadikan pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap suatu produk/jasa:

1.         Ketersediaan Produk/Jasa. Konsumen cenderung memilih produk yang telah tersedia daripada harus menunggu ketersediaan produk/jasa yang dibutuhkannya.

2.        Kemudahan mendapatkan produk. Konsumen selalu berpikir praktis. Konsumen cenderung memilih barang/jasa yang mudah mereka dapatkan. 

3.        Kecepatan pelayanan. Kecepatan pelayanan yang diharapkan oleh konsumen adalah kecepatan dalam pengiriman maupun kecepatan dalam penyediaan/membuat/memproses  produk/jasa yang dikehendaki.

3.     Ukuran Kinerja Produktivitas Mesin

Kinerja Produktivitas mesin diukur melalui 3 indikator yaitu: availability (ketersediaan), performance (kinerja), dan quality (kualitas). Availability 100% artinya mesin produksi selalu tersedia dan tidak pernah berhenti beroperasi sesuai waktu perencanaan produksi. Performance 100%, artinya mesin produksi dapat bekerja cepat dan tepat sesuai dengan rencana produksi. Quality 100% artinya tidak terdapat kerusakan atau cacat produk selama proses produksi berlangsung.


Sunday, August 2, 2020

PERENCANAAN PROSES PRODUKSI MASSAL

PERENCANAAN PROSES PRODUKSI MASSAL

 

 Hakikat dan Konsep Produksi Massal

Pertambahan penduduk akan meningkatkan kebutuhan terhadap suatu barang. Beberapa jenis barang menuntut pemenuhan yang tinggi dalam masyarakat, sehingga menuntut pula Proses Produksi yang lebih cepat dan lebih banyak.

Proses produksi memiliki dua pengertian yaitu, pengertian proses dan pengertian produksi. Proses mempunyai pengertian sebagai suatu cara, metode, atau teknik bagaimana mengubah sumber-sumber yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan kekayaan alam yang ada untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. Sedangkan produksi adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan barang atau jasa dengan cara mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sehingga barang tersebut memiliki nilai tambah.

Maka, dapat disimpulkan bahwa proses produksi adalah cara, metode, serta teknik untuk menciptakan, mengolah, atau memberi nilai tambah bagi suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber daya (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada. 

1.  Pengertian Proses Produksi Massal

Produksi massal merupakan kegiatan memproduksi barang tertentu dengan standar yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh perusahaan dan diproduksi dalam jumlah yang besar.

Produksi suatu produk dalam jumlah yang sangat besar dengan menggunakan metode produksi padat modal secara berkesinambungan disebut Mass Production atau produksi massal. Produksi massal secara khusus ditemukan dalam industri dimana produk yang ditawarkan distandarisasi secara teliti sehingga memungkinkan mesin-mesin dan proses-proses yang otomatis menggantikan peran tenaga kerja. Industri produksi massal ditandai dengan pemusatan penjualan tingkat tinggi, persyaratan masuk yang sulit. dan penggunaan skala ekonomi yang menghasilkan unit biaya penawaran yang rendah.

2.  Ciri-ciri atau Karakteristik Produksi Massal

Perusahaan yang menerapkan proses produksi massal akan memproduksi barang sekuat tenaga dengan sumberdaya yang mereka miliki. Adapun ciri-ciri produksi massal antara lain sebagai berikut:

a.    Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar, sehingga biaya per unitnya lebih rendah.

b.   Produk yang dihasilkan dibuat secara berurutan atau disesuaikan dengan pola urutan.

c.    Produk relatif seragam, dengan variasi minimum.

d.   Tujuan produksi untuk menguasai pasar, sehingga produk dijual di pasar bebas.

e.    Memiliki stok barang sebagai persediaan di masa tunggu.

Bila terjadi kelebihan produk (overproduction), maka perusahan akan berusaha melakukan intervensi pasar seperti promosi, diskon, pemberian hadiah dan lain sebagainya agar produk dapat segera terserap pasar, tanpa mengurangi atau menunda proses produksi.

3. Kelebihan dan Kekurangan Produksi Massal

 

Kelebihan Produksi Massal

a.    Efisiensi keuangan.  Proses produksi massal biasanya menggunakan mesin-mesin yang canggih, dengan demikian mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja. Perusahaan juga melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah besar sehingga akan menghemat biaya belanja bahan baku karena biasanya ada potongan harga untuk pembelian dalam jumlah besar.

b.   Efisiensi waktu.   Dalam produksi massal setiap pekerja melakukan hal yang sama dalam proses produksi dan terus mengalir. Hal ini menyebabkan tidak perlu terlalu banyak persiapan baik peralatan maupun bahan baku, sehingga waktu produksi semakin singkat.

c.    Produktivitas tinggi. Efisiensi waktu mendorong kecepatan produksi semakin tinggi, sehingga akan memicu tingkat produksi yang lebih cepat pula. Apalagi didukung oleh mesin-mesin produksi yang canggih.

d.   Tingkat keakuratan tinggi. Ketersediaan mesin yang canggih tidak hanya mendorong kecepatan produksi, tetapi juga menjamin kualitas produksi yang stabil dan kecil sekali resiko kesalahan. Hal ini akan menjamin kualitas produksi.

 Kekurangan Produksi Massal

a.    Modal Sangat Besar. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli dan pemeliharaan mesin produksi sangat besar.

b.   Kegiatan Produksi Sangat Kaku. Perubahan desain sekecil apapun pada desain produksi akan berpengaruh terhadap keseluruhan proses produksi.

c.    Kurang Beragamnya Variasi Produk. Salah satu ciri produksi massal adalah keseragaman produk, sehingga sedikit sekali varian produk yang bisa ditawarkan kepada konsumen.

d.   Tidak Ada Jaminan Pasar. Berbeda dengan produk pesanan, tidak ada jaminan sama sekali bahwa produk massal akan laris manis di pasaran. Perusahaan harus benar-benar memperhatikan permintaan pasar terhadap suatu produk.

 4. Tujuan Produksi Massal

Tujuan produksi massal adalah untuk memproduksi produk sebanyak mungkin dengan efisiensi proses produksi. Seperti yang telah diuraikan, produksi massal sendiri memang dilakukan dengan tujuan menghasilkan banyak produk dengan spesifikasi dan jenis yang sama untuk dipasarkan. Produk yang dibuat dalam jumlah banyak ini dilakukan dengan waktu yang relatif cepat dan biaya yang rendah. 

 

Perencanaan Produksi Massal

Perencanaan produksi merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus dalam perusahaan. Perencanaan merupakan suatu fungsi manajemen yang mencakup beberapa hal yang saling berhubungan satu sama lain. Perencanaan merupakan perhitungan semua kegiatan yang dilakukan pada masa yang akan datang dengan mengikuti prosedur tertentu.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa Perencanaan produksi merupakan perencanaan mengenai jenis produk dan jumlah produk yang akan di produksi oleh suatu perusahaan dalam suatu periode produksi tertentu. 

Perencanaan produksi dapat pula dijabarkan sebagai proses dalam merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk, mengalir, dan keluar dari sistem produksi dan operasi, dalam suatu periode waktu tertentu, sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu yang tepat serta biaya produksi yang minimal.

Dengan adanya perencanaan produksi diharapkan seluruh aktivitas rutin tenaga kerja dapat diarahkan dengan baik selama masa produksi, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Perencanaan produksi berhubungan dengan pengendalian produksi. Artinya perencanaan produksi berkaitan dengan aktivitas untuk menetapkan kemampuan semua sumber daya perusahaan yang digunakan untuk menjalankan proses produksi agar berjalan sesuai dengan rencana.

Perencanaan produksi secara umum meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:

a.    Perencanaan proses produksi harus mempersiapkan volume produksi, tenaga kerja, mesin-mesin, bahan baku, metode pengerjaan, modal, dan lain sebagainya.

b.   Perencanaan proses produksi harus terjadwal baik dari awal produksi hingga pada tahap penyelesaian.

c.    Perencanaan proses produksi harus dapat mengkoordinasi setiap bagian kegiatan produksi.

d.   Perencanaan proses produksi harus dapat menentukan hasil akhir yang diharapkan dari proses produksi.

Perencanaan proses produksi tentunya harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan, harus sederhana, mudah dimengerti, dan dapat dilaksanakan. Perencanaan proses produksi harus memberikan analisis dan klasifikasi kegiatan.

 

1.      Tujuan dan Fungsi dan Perencanaan Produksi

Tujuan perencanaan produksi

a.   Meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan.

Dengan perencanaan produksi yang baik, maka optimalisasi proses produksi dapat dilakukan pula. Dengan menekan biaya produksi maka dapat diharapkan keuntungan yang lebih baik pula. Penekanan biaya produksi bukan berarti menurunkan kualitas produknya. Karena pada dasarnya dalam kegiatan produksi massal sudah ada standarisasi produknya.

b.   Memaksimalkan kepuasan pelanggan.

Tingkat kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama dari perencanaan produksi. Semakin besar tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk maka semakin mudah bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Demikian pula sebaliknya, jika pelanggan tidak puas maka akan sangat sulit bagi perusahaan untuk memasarkan produknya, apalagi mendapatkan keuntungan.

c.   Meminimalkan perubahan nilai produksi.

Dengan perencanaan produksi yang baik, maka kelangsungan proses produksi dapat pula dijaga dengan baik. Mulai dari persediaan bahan baku hingga produk akhir. Diharapkan dengan perencanaan yang baik, tidak banyak barang yang tersimpan dalam gudang terlalu lama yang dapat berakibat penurunan kualitas produksi. 

d.  Meminimalkan perubahan tenaga kerja.

Melalui perencanaan produksi yang baik maka dapat diperhitungkan penggunaan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan kapasitas produksi. Dengan demikian biaya tenaga kerja dapat diminimalkan.

e.   Memaksimalkan perlengkapan dan inventaris pabrik.

Perencanaan produksi yang baik, dapat memaksimalkan penggunaan perlengkapan dan mesin produksi dengan baik pula. Peralatan dan mesin produksi digunakan sesuai kapasitas dan kemampuannya, sehingga penggunaan peralatan dan mesin produksi menjadi optimal. Hal ini akan meminimalkan biaya penggunaan dan perawatan peralatan produksi.

Fungsi Perencanaan Produksi

a.  Menjamin Rencana Produksi Maupun Penjualan Barang

Perencanaan produksi yang tepat memudahkan perusahaan untuk menjual produk kepada konsumen sesuai kebutuhan pasar. Sehingga penjualan akan disesuaikan dengan jumlah produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar.

b.  Mengukur Kapasitas Produksi

Perencanaan produksi yang tepat digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan mampu memproduksi barang pada periode waktu tertentu. Pengukuran tersebut digunakan untuk memaksimalkan produksi secara berkelanjutan. Dengan demikian perusahaan akan dapat selalu menjaga ketersediaan barang di pasar.

c.   Alat untuk Memonitor Hasil Produksi

Perencanaan produksi membantu perusahaan mengawasi hasil produksinya dari waktu ke waktu. Apabila terjadi penurunan kualitas, perusahaan akan dapat segera mengetahui penyebabnya melalui alur produksi yang sudah ditetapkan sebelumnya.

 

Unsur-unsur dalam perencanaan produksi

Unsur-unsur yang terdapat dalam perencanaan produksi, tidak lepas dari perhitungan rasional sebagai upaya untuk pencapaian tujuan perusahaan. Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut:

a.  Tujuan produksi

Tujuan produksi harus jelas dan dapat dipahami oleh manajemen perusahaan. Perusahaan harus mampu membaca keinginan pasar dan daya serap pasar sehingga dapat menentukan tujuan dari pembuatan suatu produk.

b.  Pengukuran dan standar produksi

Perencanaan produksi tidak hanya dilakukan atas tujuan produksi saja, tetapi juga harus memperhitungkan kekuatan pasar dalam menyerap produk tersebut. Kualitas produk dan harga berpengaruh terhadap daya serap pasar, maka perlu pengukuran terhadap standar produk baik jumlah maupun kualitas produknya.

c.     Evaluasi perencanaan produksi

·      Perencanaan produksi ditentukan oleh fakta-fakta objektif di lapangan.

·      Perencanaan produksi sangat terukur sehingga mampu memberi gambaran proses produksi dari penyediaan bahan baku hingga produk akhir.

·      Perencanaan produksi merupakan tahap awal dari Proses produksi

 

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Perencanaan Produksi

a.  Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor internal tersebut diantaranya adalah:

  1. Kapasitas mesin produksi
  2. Produktivitas tenaga kerja
  3. Kemampuan pengadaan dan penyediaan bahan baku produksi.

b.   Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan, yang berada di luar kekuasaan perusahaan untuk mengaturnya. Faktor-faktor eksternal tersebut diantaranya adalah:

  1. Kebijakan pemerintah.
  2. Laju inflasi.
  3. Bencana Alam.

 

Langkah-langkah Perencanaan Proses Produksi

a.       Prosedur Persiapan (Penelitian Produk)

Pemahaman terhadap proses produksi maupun produk itu sendiri sangat penting dalam perencanaan produksi. Maka sangat perlu dilakukan penelitian terhadap keduanya. Penelitian terhadap proses produksi dilakukan untuk mendapatkan proses produksi terbaik dan perbaikan terhadap proses produksi yang sedang berjalan.  Sedangkan penelitian produk bertujuan untuk memahami selera konsumen, sehingga dapat dilakukan perbaikan terhadap produk yang sudah ada.

b.     Penyaringan Gagasan (Pengembangan Produk)

Setelah penelitian produk dilakukan, perusahaan harus mampu mengembangkan  produk tersebut melalui gagasan produk sehingga menjadi produk nyata. Adapun tahapan yang dilakukan adalah:

1.      Mencari Gagasan

Gagasan suatu produk baru dapat berasal dari Konsumen, teknologi yang ada, Departemen Penelitian dan Pengembangan Perusahaan, atau berasal dari pihak ke 3 seperti para ahli.

2.     Seleksi Produk

Merupakan tahap seleksi terhadap gagasan-gagasan yang sudah masuk berkaitan dengan pengembangan produk. Seleksi terhadap gagasan tersebut dipilih dengan menggunakan instrumen alat uji sebagai berikut:

   a. Kelayakan Finansial

Pengembangan suatu produk diharapkan tidak memberi beban terhadap kondisi finansial perusahaan yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap laba perusahaan. Pengembangan suatu produk pada dasarnya adalah untuk menambah laba perusahaan.

   b. Kesesuaian operasional produksi

Gagasan yang dipilih harus disesuaikan dengan kemampuan dan kesesuaian mesin produksi sehingga pengembangan produk diharapkan tidak mengubah layout produksi. Karena perubahan layout produksi pada dasarnya akan mengubah proses produksi yang berdampak pada penambahan modal usaha, sehingga menambah beban usaha dan mengurangi laba usaha.

   c. Potensi Pasar

Potensi pasar menjadi pertimbangan utama dari kelayakan suatu gagasan produk. Jika potensi pasar belum jelas, maka perlu pertimbangan kembali terhadap proses produksi gagasan baru tersebut.

3.     Desain Awal Produk

Desain Awal produk perlu dibuat sebelum menentukan desain produk yang sebenarnya. Penentuan desain awal produk tersebut dilakukan dengan melakukan pertimbangan berikut ini:

a. Penentuan Bentuk dan Fungsi produk baru.

b. Pemilihan bahan yang akan digunakan, meliputi spesifikasi produk, harga dan  biaya proses produksi.

c. Kemampuan diversifikasi produk.

4.     Pengujian Produk

Pengujian produk di gunakan untuk menentukan apakah produk layak dikembangkan atau tidak berdasarkan potensi pasar maupun secara teknis produksi.

5.     Desain Akhir Produk

Tahap akhir dari seleksi produk adalah penentuan desain akhir produk. Namun demikian tetap perlu dibuat prototype baru untuk diuji kembali agar produk tersebut lolos uji baik secara teknik maupun potensi pasar.

c.     Penetapan Skala Produksi

Penetapan skala produksi dilakukan setelah dilakukan penentuan produk yang akan dibuat. Kegiatan penetapan skala produksi meliputi hal-hal berikut ini:

  1. Penetapan waktu produksi.
  2. Penetapan volume produksi.
  3. Penetapan financial atau perhitungan biaya.
  4. Penetapan jumlah tenaga kerja.
  5. Penetapan peralatan produksi.
  6. Penetapan persediaan bahan baku.

Tahapan-tahapan di dalam Penetapan Skala Proses Produksi

  1. Routing, yaitu menetapkan dan menentukan urutan proses produksi berawal dari bahan mentah hingga menjadi produk akhir.
  2.  Scheduling, yaitu menetapkan dan menentukan jadwal operasi produksi yang disinergikan sebagai suatu kesatuan.
  3. Dispatching, yaitu menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk mulai dilaksanakannya  operasi  proses  produksi  yang   sudah   direncanakan   di   dalam routing dan scheduling.
  4. Follow-up, yaitu menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan mendorong terkoordinasinya seluruh perencanaan operasi produk.